Pekanbaru (ANTARA News) - Produktivitas usaha perkebunan sawit Riau yang dikelola rakyat masih rendah akibat terbatasnya kemampuan petani untuk memperoleh bibit unggul dan bersertifikat.

"Rendahnya produktivitas usaha perkebunan tersebut ditandai dengan pbs CPO 4-6 ton/ha/tahun, TBS CPO 20-30 ton/ha/tahun, pbn CPO 3-5 ton/ha/tahun dan produksi tanda buah segar CPO 10-15 ton/ha/tahun," kata Kepala Dinas Perkebunan Riau, Muhibul Basar di Pekanbaru, Selasa.

Menurut dia, produktivitas rendah juga disebabkan bibit tidak unggul atau bibit yang tidak bersertifikat, pemeliharaan kebun kurang, dan sarana prasarana terbatas.

Ia mengatakan, dengan kondisi demikian maka pendapatan petani menjadi rendah, disamping masih menghadpai kendala internasl yakni terbatasnya akses petani menjual TBS CPO ke pabrik, sehingga menjual ke pedagang antara.

"Kendala lainnya yang turut mempengaruhi rendahnya produktivitas sawit Riau adalah terbatasnya kemampuan petani untuk memperoleh bibit unggul dan bersertifikat, serta pupuk dan pestisida," katanya.

Selain itu, katanya lagi, SDM petani yang masih rendah berdampak rendahnya kemampuan mengadopsi tekhnologi perkebunan, lemahnya kelembagaan, penyebaran kebun rakyat yang belum terpetakan secara parsial, kelas umur kebun rakyat sulit diketahui, serta masih banyak petani Riau yang belum memiliki perizinan usaha sesuai peraturan perundang-undangan.

Nasib petani sawit (rakyat) makin memprihatinkan, akibat bertambahnya luas lahan tanaman yang rusak, bertambahnya lahan perkebunan kritis, instrusi air laut, kondisi lahan perkebunan yang kering dan rawan kebakaran akibat kanal-kanal kebun rakyat tidak bersekat (air lepas kel laut).

"Lahan perkebunan rakyat makin rawan kebakaran akibat tidak menerapkan manajemen tata air gambut, disamping sumber daya lahan yang terbatas dan rawan konflik, tumpang tindih perizinan perkebunan.Sedangkan lahan kebun rakyat termasuk dalam kawasan hutan," katanya.

Oleh karena itu, katanya lagi, kini Disbun Riau terus mengintensifkan pembinaan, memberikan bantuan saprodi, pendidikan dan latihan serta bimbingan tekhnis melalui program-program kegiatan yang dibiayai APBN dan APBD.

Pewarta: Frislidia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015