Paris (ANTARA News) - Presiden Prancis Francois Hollande menyebutkan bahwa "pernyataan perang" Jumat malam lalu (oleh ISIS) itu ditentukan dan dirancang di Suriah, lalu disiapkan dan diorganisasikan di Belgia, serta terakhir dimatangkan untuk kemudian dilakukan di Prancis.

Tiga pelaku serangan teror di Prancis --Omar Ismail Mostefai, Samy Amimour, dan Bilal Hadji--  pernah berada di daerah-daerah yang dikuasai ISIS di Suriah, demikian pula Abdesalam bersaudara --Salah dan Barahim--.

Momstefai dan Amimour adalah dua dari tiga pelaku pembantaian di Teater Bataclan, sedangkan Hadji menjadi pelaku bom bunuh diri di luar Stadion Stade de France.

Tersangka otak serangan Paris adalah warga Belgia bernama Abdelhamid Abaaoud, pria berusia 28 tahun keturunan Maroko, yang dalam dua tahun silam ini dikaitkan dengan berbagai komploton islamis di Eropa selain merekrut para ekstremis di Eropa.

Abaaoud, yang senang mengaku dekat dengan para pejabat polisi Eropa dalam majalah ISIS, "Dabiq", tercatat bersama Salah Abdeslam dalam beberapa kasus kriminal di Brussels pada 2010 dan 2011.

Para penyidik tidak memiliki bukti bahwa serangan teror di Paris itu dirancang dari Suriah, namun seorang pria Prancis yang ditahan Agustus lalu sekembali dari Suriah mengaku kepada penyidik bahwa dia menerima perintah melakukan serangan, "idealnya" di sebuah konser, atas perintah dari Abaaoud, demikian AFP.



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015