Padang (ANTARA News) - Pakar ilmu Peternakan Sumatera Barat (Sumbar) Prof M Hafil Abbas melakukan orasi ilmiah tentang kajian pengembangan ayam organik di Indonesia pada kegiatan purna baktinya di Universitas Andalas (Unand) Padang,  akhir pekan ini.

Dia menjelaskan ayam organik dapat berupa ayam lokal atau buras yang proses pemeliharaanya tidak melibatkan bahan konvensional.

Dalam hal ini kata dia, ayam tersebut tidak mendapat perlakuan pemberian pakan yang mengandung antibiotik atau zat kimia buatan lainnya.

Selain itu dalam pemeliharaannya dilakukan pada suatu lapangan yang luas dimana memberi kebebasan ayam tersebut beraktifitas, ucapnya.

"Saat ini ternak unggas lokal semisal ayam kampung seakan luput dari perhatian masyarakat meski banyak memiliki potensi," katanya.

Ayam kampung menurut  Hafil sudah mendekati konsep ayam organik tersebut.

Selain mudah dalam pemeliharaannya bila dijadikan sebuah komoditas perdagangan akan memberi keuntungan lebih bagi peternak.

"Saat ini telah banyak masyarakat di dunia yang beralih beternak kepada ayam organik tersebut karena dirasa menguntungkan," katanya.

Sebagai contoh peternak di Prancis, Belanda atau negara Asia Timur yang mulai beralih kepada unggas organik.

Bahkan di negara tersebut harga jual unggas organik dapat berkali lipat ketimbang unggas broiler atau semacamya, tambahnya.

"Sudah saatnya pemerintah memperhatikan hal tersebut dan melakukan revitalisasi pada ayam lokal tersebut," katanya.

Pewarta: M R Denya Utama
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015