Jakarta (ANTARA News) - Komisi I DPR RI secara khusus menyoroti dan menyesalkan terjadinya baku tembak antara aparat Brimob Polri dengan anggota Batalyon 753 TNI AD di sekitar Kantor Bupati Puncak Jaya, Mulia, Papua belum lama ini. Anggota Komisi I dari Fraksi Golkar, Yuddy Chrisnandi, di Jakarta, Selasa, menyatakan perlunya Kapolri dan Panglima TNI untuk mendiskusikan kembali pola koordinasi antar kedua instansi tersebut sehingga secara sistematis konflik terhindari. Selain itu, segera dilakukan tindakan disiplin kepada pihak-pihak yang bersengketa, guna mencegah meluasnya eskalasi konflik ke mana-mana. Sementara itu, rekannya dari Fraksi PDI Perjuangan, Andreas H Pareira, mengutarakan tiga solusi segera untuk mengatasi konflik antar dua kesatuan itu. Pertama, komandan kesatuan TNI dan Polri di wilayah Puncak Jaya harus bertemu. Kedua, memerintahkan anak buah masing-masing untuk menghentikan aksi bersenjata. Ketiga, kedua komandan harus bertanggungjawab apabila setelah pertemuan masih terjadi tembak menembak, dan keempat, investigasi untuk mencari tahu penyebab dan siapa yang bersalah, papar Andreas Pareira. Sebagaimana dilaporkan dari Mulia, ibukota Kabupaten Puncak Jaya, Papua, seorang anggota Brimob bernama Bripda Yoseph Kaliombar dinyatakan tewas, setelah terjadi baku tembak antara kesatuannya dengan pasukan Batalyon Infanteri (Yonif) 753 TNI AD di sana, Selasa ini. Peristiwa itu berawal dari terjadinya antrean medapapatkan minyak tanah yang harganya kini melambung ke angka Rp25 ribu per liter di Mulia. Dari kejadian antrean inilah, muncul konflik yang berakhir pada baku tembak dengan akibat korban tewas. Bila sudah terjadi seperti itu, Pangdam dan Kapolda Papua harus segera melakukan tindakan disiplin kepada masing-masing aparatnya dan mencegah meluasnya konflik, kata Yuddy Chrisnandi lagi.(*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007