Pariaman, Sumatera Barat (ANTARA News) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Konservasi Penyu Kota Pariaman menginkubasi 18 ribu telur penyu selama Januari hingga November dan 17 ribu di antaranya sudah menetas.

"Anak tukik tersebut telah dilepas ke laut bebas, tinggal sekitar seribu lagi yang belum menetas," kata
Kepala UPT Konservasi Penyu Pariaman Citrha Aditur Bahri di Pariaman, Selasa.

Jumlah telur penyu yang diinkubasi hingga November tahun ini masih lebih rendah dibanding telur penyu yang diinkubasi tahun lalu.

Tahun 2014, Citrha mengatakan, UPT Konservasi Penyu menginkubasi 23 ribu telur penyu yang diperoleh di sekitar perairan kota itu.

UPT berencana mengumpulkan telur penyu dari wilayah perairan setempat untuk memperbanyak jumlah telur penyu yang ditetaskan.

"Kita perkirakan pada Desember 2015 telur penyu akan diperoleh di sejumlah titik, termasuk dari beberapa pulau kecil di kota itu," ucap dia.

Ia menjelaskan dalam satu bulan penyu bisa bertelur satu hingga dua kali dan di setiap tumpukan sarang penyu biasanya ada 60 hingga 130 telur penyu.

"Jika umur penyu semakin tua, maka telur yang dihasilkan juga akan semakin banyak pula," tambah dia.

Ia mengimbau warga sekitar ikut melestarikan hewan dilindungi tersebut dengan menyerahkan telur penyu yang mereka temukan ken UPT Konservasi Penyu.

"Nantinya masyarakat yang menemukan akan dibayar, untuk satu butirnya diganti Rp3.000," tuturnya.

Ia menjelaskan pula bahwa orang yang sengaja mengambil telur penyu untuk diperdagangkan bisa dijerat dengan Undang-Undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.


Pewarta: Eko Fajri
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015