Manama, Bahrain (ANTARA News) - Kementerian Urusan Luar Negeri Kerajaan Bahrain mengutuk ledakan yang ditujukan ke satu bus yang membawa anggota pengawal presiden di Republik Tunisia, yang bersahabat.

Kementerian itu menegaskan dukungan tak tergoyahkan Bahrain bagi upaya yang dilancarkan oleh Republik Tunisia untuk memerangi aksi teror dan memelihara keamanan serta kestabilan di seluruh wilayahnya, demikian laporan BNA.

Kementerian tersebut menyampaikan belasungkawa tulusnya dan hiburan buat keluarga serta kerabat korban yang tewas serta mendoakan kesembuhan cepat bagi korban yang cedera.

Kementerian itu juga kembali menyakan pendirian kuat Kerajaan Bahrain dalam menolak kekerasan dan aksi teror dalam segala bentuk dan perwujudan tak peduli apa pun alasannya.

Kementerian tersebut juga menyerukan kerja sama lebih erat di kalangan semua negara di dunia dan penyatuan upaya internasional guna menanggulangi bahaya terorisme, yang menimbulkan ancaman nyata terhadap kestabilan dan keamanan seluruh dunia.

Satu bom meledak di dalam bus yang dipenuhi pengawal presiden Tunisia di Ibu Kota negeri itu, Tunis, pada Selasa dan menewaskan tak kurang dari 12 orang, dalam serangan yang diduga dilakukan oleh pembom bunuh diri.

Beberapa ambulans segera membawa korban cedera dari lokasi ledakan dan pasukan keamanan menutup jalan di sekitar Mohamed V Avenue, salah satu jalan utama di Tunis, sebelum presiden Tunisia mengumumkan jam malam di kota itu dan memberlakukan status darurat di seluruh negeri tersebut.

Serangan itu adalah yang ketiga di Tunisia selama 2015, setelah seorang gerilyawan menewaskan 38 warga asing di satu hotel di Kota Pelancongan Sousse di pantai pada Juni. Seorang pria bersenjata menewaskan 21 wisatawan di Museum Bardo di Tunis pada Maret.

Kelompok ISIS mengaku bertanggung-jawab atas kedua serangan tersebut.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015