Sukoharjo (ANTARA News) - Produktivitas padi varietas baru dapat menghasilkan 10 ton lebih gabah kering panen (GKP) per hektare, jauh lebih besar dibanding varietas lama. "Padi varietas baru selain tahan terhadap hama penyakit juga memiliki potensi produksi cukup tinggi dibanding varietas lama," kata Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Gatak, Ir. Soewanto di Sukoharjo, Rabu. Ia mengatakan hal tersebut usai mengikuti uji petik salah satu varietas unggul baru jenis pepe di Desa Blimbing, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Menurut dia, dari hasil uji petik pada sejumlah sawah milik petani di Desa Blimbing yang sudah panen menunjukkan bahwa produktivitas padi varietas unggul baru jauh lebih tinggi. Ia menyebutkan, dari dua tempat uji petik dengan ukuran masing-masing 2,5 meter kali 2,5 meter diperoleh hasil 8,4 kg GKP dan 6,6 kg GKP dan jika dikonversikan ke dalam satu hektare lahan padi menjadi sekitar 13 ton dan 10,6 ton GKP per hektare. "Hasil tersebut jika dijadikan gabah kering giling (GKG) diperkirakan dapat menghasilkan sekitar 11,2 ton dan 9,1 ton GKP per hektare," katanya. Ia berharap, dengan hasil yang memuaskan tersebut, petani supaya beralih menggunakan padi varietas unggul baru yang sudah diketahui produktivitasnya. Sebelumnya Bupati Sukoharjo, Bambang Riyanto mengatakan, Kabupaten Sukoharjo akan mengembangkan padi hibrida seluas 1.300 hektare dan inhibrida atau varietas unggul baru seluas 21.012 hektare untuk mendukung program peningkatan produksi beras nasional tahun 2007. Ia mengatakan, Kabupaten Sukoharjo akan mengembangkan padi inhibrida yang memiliki potensi produksi tinggi serta tahan terhadap hama penyakit, antara lain varietas diah suci, pepe, dan ciherang. Total areal pengembangan benih hibrida dan inhibrida, katanya, seluas 22.312 hektare, diharapkan dapat meningkatkan produksi hingga mencapai 10 persen sesuai sasaran yang ditetapkan Provinsi Jateng.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007