Beijing (ANTARA News) - Candi Buddha Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, menjadi salah satu objek lukisan perupa Indonesia dan Tiongkok dalam pameran lukisan kontemporer bertajuk "Cuplikan Elok" yang berlangsung 1-2 Desember di Museum Akademi Seni Rupa Pusat Tiongkok di Beijing.

Pelukis Indonesia Sidik W. Martowidjojo menampilkan enam lukisan tinta bak di atas kertas, termasuk dua lukisan dengan objek Candi Borobudur masing-masing berjudul "Borobudur Sepanjang Masa" dan "Kehidupan"

"Indonesia dan Tiongkok memiliki sejarah hubungan yang panjang, dan akan terus berlanjut selama dunia ini mash ada. Itu tergambar dari lukisan saya bertajuk "Kehidupan", yang menampilkan Borobudur dan Tembok Besar Tiongkok dalam satu kertas," kata dia.

Borobudur dan Tembok Besar Tiongkok, ia melanjutkan, menandakan bahwa Indonesia dan Tiongkok adalah dua negara besar dengan perabadan tinggi dan sangat mungkin untuk membangun abad Asia bersama di masa datang.

Candi Borobudur juga menjadi salah satu objek perupa lukis Tiongkok Tang Yin, dengan judul "Pancaran Seni Borobudur", yang dibuat menggunakan cat minyak di atas kanvas.

Pameran lukisan kontemporer Indonesia dan Tiongkok bertajuk "Cuplikan Elok" itu diselenggarakan untuk memperingati 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Tiongkok.

Dalam pameran tersebut, Indonesia menampilkan 22 karya lukis dari 13 seniman lukis Indonesia.

Selain karya Sidik Martowidjojo ada lukisan karya I Made Supena, I Wayan Sudarsana Yansen, Nasirun dan Ivan Sagita.

Sementara dari Tiongkok ada 30 karya lukis dari 31 perupa.

Rektor Akademi Seni Rupa Pusat Tiongkok Fan Dian mengatakan pameran lukisan bersama Indonesia dan Tiongkok merupakan langkah baru untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama pertukaran kebudayaan antara kedua negara di masa datang.

"Bagi peluksi Tiongkok, Indonesia adalah negara dengan pemandangan alam yang sangat indah dan memiliki sejarah panjang. Keragaman budaya Indonesia dilukiskan sangat indah oleh pelukis Tiongkok," ucapnya.

Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo mengatakan hubungan diplomatik kedua negara tercatat 65 tahun, namun hubungan masyarakat kedua bangsa sudah berjalan sejak berabad-abad lalu.

"Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pertukaran seni dan budaya kedua negara dan membuka jalan bagi masyarakat Tiongkok untuk lebih mengenal tradisi dan kebudayaan Indonesia, sehingga dengan pamahaman yang baik antarmasyarakat kedua bangsa akan meningkatkan hubungan bilateral kedua negara," tuturnya.

Direktur Jenderal Pusat Kerja Sama Internasional Tiongkok Ke Zhehuai mengatakan Indonesia dan Tiongkok merupakan dua negara besar yang memiliki peran penting serta tanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan Asia serta dunia.

"Indonesia dan Tiongkok merupakan dua negara besar di Asia yang memiliki sejarah kebudayaan yang panjang, di mana pertukaran kebudayaan menduduki posisi dan peran penting dalam sejarah hubungan kedua negara," ujarnya.

Zhehuai menambahkan,"selain bangga akan keunggulan masing-masing negara, kita juga menyadari tanggung jawab bersama dalam membangkitkan budaya Asia, dan mensejahterakan budaya dunia".

Pameran lukisan bersama Indonesia-Tiongkok yang baru kali pertama diselenggarakan tersebut diselenggarakan Kedutaan Besar RI di Beijing, Akademi Seni Rupa Pusat Tiongkok, Pusat Kerja Sama Internasional Tiongkok, Indonesia-China Art Association.

Pembukaan pameran ditandai dengan penyerahan lukisan "Borobudur Sepanjang Masa" karya Sidik Martowidjojo bagi Akademi Seni Rupa Pusat Tiongkok oleh Duta Besar Soegeng Rahardjo.

Pewarta: Rini Utami
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015