Jakarta (ANTARA News) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tidak menemukan tanda-tanda pengaruh cuaca pada kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura pada 28 Desember 2014.
 
"KNKT tidak menemukan tanda-tanda atau pengaruh cuaca yang menyebabkan terjadinya kecelakaan pesawat ini," kata Ketua Tim Investigasi KNKT untuk kasus AirAsia Mardjono Siswosuwarno dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Mardjono menjelaskan faktor yang berkontribusi pada kecelakaan tersebut pertama adalah retakan solder pada modul elektronik Rudder Travel Limiter Unit (RTLU) yang menyebabkan hubungan yang berselang dan berakibat pada masalah yang berkelanjutan dan berulang.

Penyebab selanjutnya, lanjut dia, adalah sistem perawatan pesawat dan analisis di perusahaan yang belum optimal yang mengakibatkan tidak terselesaikannya masalah yang berulang.

Penyebab ketiga, menurut dia, awak pesawat melaksanakan prosedur sesuai Electronic Centralized Aircraft Monitoring (ECAM) pada tiga gangguan yang pertama.

"Setelah gangguan yang keempat, FDR mencatat indikasi yang berbeda, indikasi tersebut serupa dengan kondisi di mana circuit breaker diatur ulang, sehingga berakibat terjadinya pemutusan arus listrik Flight Augmentation Computer (FAC)," katanya.

Keempat, menurut dia, terputusnya arus listrik FAC menyebabkan autopilot disengage, di mana flight control logic berubah dari normal law ke alternate law.

"Rudder bergerak dua derajat ke kiri. Kondisi ini mengakibatkan pesawat berguling atau roll mencapai sudut 54 derajat," katanya.

Kelima, ia melanjutkan, pengendalian pesawat selanjutnya secara manual pada alternate law oleh awak pesawat telah menempatkan pesawat dalam kondisi upset dan stall secara berkepanjangan.

"Sehingga, berada di luar batas-batas penerbangan (flight envelope) yang dapat dikendalikan oleh awak pesawat," katanya.

Baca : KNKT: pesawat Airasia QZ8501 kehilangan daya angkat

Pesawat tersebut terbang dengan ketinggian 32.000 kaki di atas permukaan laut dan mengangkut 162 orang yang terdiri dari dua pilot, empat awak kabin dan 156 penumpang termasuk seorang teknisi.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015