Jakarta (ANTARA News) - Sama seperti anak-anak lain yang tak terinfeksi HIV, ODHA anak juga memerlukan kesempatan hidup di tengah masyarakat, misalnya bermain bersama teman sebayanya.

"Berilah ruang bagi ODHA anak dan keluarganya seperti anak-anak lain yang tidak positif HIV," ujar konselor voluntary counselling and testing (VCT) dari Yayasan Pelita Ilmu (YPI), Tika Surya Atmaja, kepada Antaranews, Selasa.

Tika mengatakan, kini masih ditemui ODHA anak yang mengalami diskriminasi dari masyarakat sekitarnya, salah satunya dilarang bermain bersama teman sebayanya karena dilkhwatirkan menularkan virusnya.

Sementara di sisi lain, lanjut dia, pihak keluarga yang memiliki anggota keluarga terinfeksi HIV selayaknya merawat anggota keluarga itu layaknya orang pada umumnya.

"Tempat paling nyaman adalah keluarga. Jadi diperlukan anggota keluarga yang bisa mengayomi dan memandirikan ODHA anak dengan penuh kasih sayang sehingga mereka akan bisa sehat secara fisik dan juga psikologis," kata Tika.

ODHA anak kebanyakan tertular HIV saat masih bayi, atau dilahirkan dari ibu yang positif terkena HIV. Namun, konsumsi obat-obatan antiretroviral (ARV) dapat mencegah penularan virus dari ibu ke anak. Konsumsi obat ini sebaiknya dilakukan sejak ibu merencanakan kehamilannya.

Data dari Kementerian Kesehatan mencatat, pada Juli-September 2015 ditemukan sekitar 6.779 kasus HIV dan 68.917 kasus AIDS. Lalu, sebanyak 60.263 orang masih aktif melakukan terapi ARV.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015