Jakarta (ANTARA News) - The International Robot Exhibition 2015 (iREX) yang berlangsung di Tokyo Big Sight sejak 2 Desember menampilkan robot-robot dengan teknologi terkini yang mengundang decak kagum.

Di antara robot-robot yang ditampilkan dalam pameran yang diikuti 446 perusahaan serta organisasi dari Jepang dan mancanegara itu ada robot tanggap bencana buatan New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) Jepang.

Robot yang dibangun setelah gempa mengguncang Tohoku tahun 2011 itu meliputi tiga model humanoid yakni JAXON, HRP-2 dan Hydra. Ketiganya menunjukkan keahlian semacam menavigasi tanah tak rata, melangkah dan bahkan membuka pintu.

"Kebanyakan tugas kami, tentunya, untuk umat manusia, dan kami pikir humanoid bisa menangani hal-hal semacam ini," kata Satoshi Kochiyama, Manajer Proyek di Machine Systems Department.

"Ketika harus membuka pintu-pintu dan naik tangga misalnya, humanoid paling bermanfaat untuk tugas-tugas ini," tambah dia.

Dao Zhou (22), mahasiswa dari University of Cambridge, terkesan dengan kemampuan HRP-2.

"Sangat menakjubkan. Berjalan sangat sulit dan dia bisa berjalan di tempat yang sangat sempit di sepanjang balok dan masih mempertahankan keseimbangannya, dan itu sungguh luar biasa," katanya.

Tapi cyborg penyelamat bukan satu-satunya yang menarik di ekspo itu.

Ada robot dekstop penari PremaidAI, yang menampilkan estetika idola-idola populer Jepang dan mengakhiri penampilan dengan membungkuk dan melempar ciuman ke penonton.

Robot yang dikembangkan oleh DMM itu bisa dikendalikan menggunakan perangkat lunak telepon pintar dan hadir dengan beragam aksesori.

Masayuki Okamoto, kepala Robot Yuench, yang berkolaborasi dengan DMM untuk membuat robot itu mengatakan: "Adalah mimpi bagi mereka yang membuat robot bahwa setiap keluarga memiliki satu robot, dan saya harap PremaidAI akan menjadi kesempatan baik untuk mewujudkannya."

Tidak semua robot futuristik. Beberapa bahkan kembali ke belakang beberapa abad dengan android hiper-realistik Leonardo da Vinci, yang bercakap-cakap dengan pengunjung menggunakan Bahasa Jepang.

Android yang dikendalikan dari jarak jauh itu dikembangkan oleh Minoru Asada dari Universitas Osaka untuk menyampaikan informasi ke anak-anak di seluruh dunia tentang potensi teknologi robot.

"Salah satu hal terbesarnya adalah bahwa ada dua tipe android: yang menirukan orang dan yang menghasilkan sosok fiksi," kata Yakata Masakazu, pejabat hubungan publik Leonardo Da Vinci Network.

"Leonardo da Vinci ini adalah android pertama yang menirukan sosok ternama dalam sejarah yang dikenal semua orang di seluruh dunia," katanya seperti dilansir kantor berita Reuters.

iREX, yang digelar setiap dua tahun, adalah salah satu pameran robot terbesar di dunia. Kebanyakan penampil mewakili industri robot namun organisasi yang fokus pada sektor seperti pelayanan kesehatan robotik dan penanganan bencana juga meningkat.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015