Malang (ANTARA News) - Ribuan guru pendidikan nonformal yakni guru ngaji dan sekolah Minggu serta modin, perawat jenazah, penjaga tempat ibadah, dan penjaga makam di Kota Malang, Jawa Timur, digelontori insentif total sebesar Rp3,7 miliar.

Wali Kota Malang Moch Anton di Malang, Senin, mengakui dedikasi dan pengabdian guru ngaji, guru sekolah minggu, modin, perawat jenazah, penjaga tempat ibadah dan penjaga makam merupakan bukti nyata loyalitas yang patut diapresiasi, tak terkecuali pemkot dengan memberikan insentif, meski nilainya masih relatif kecil.

"Pemkot Malang akan terus memberikan perhatian meski insentif yang diberikan belum sepadan dengan dedikasi mereka, saya berharap ke depan nominal insentif mereka terus bisa ditingkatkan," kata Moch Anton ketika memberikan sambutan rapat koordinasi dengan ribuan guru ngaji, guru sekolah Minggu, modin, perawat jenazah, penjaga tempat ibadah, dan penjaga makam di GOR Ken Arok Kota Malang, Senin.

Ia mengemukakan selain diberikan insentif, kemampuan dan kualitas mereka juga akan terus ditingkatkan melalui berbagai pelatihan secara bertahap, sehingga kemampuan mereka juga lebih baik, termasuk guru ngaji dan guru sekolah Minggu juga tidak kalah dengan guru sekolah (pendidikan) formal.

Honor (insentif) bagi guru ngaji dan modin, perawat jenazah, honornya telah diberikan secara payroll melalui Bank Jatim sebesar Rp125 ribu per bulan dan dicairkan per triwulan yang dipotong pajak sebesar 5 persen.

Penjaga makam dan penjaga tempat ibadah, honor dibayarkan sebesar Rp100 ribu per bulan dan yang dibagikan saat ini untuk empat bulan yang dipotong sebesar 5 persen. "Jangan dilihat nominalnya, tapi sebagai bentuk perhatian dari pemkot, meski nominalnya tidak besar," ujarnya.

Jumlah gusu ngaji, guru sekolah Minggu, modin, dan perawat jenazah di Kota Malang sebanyak 7254 orang. Sedangkan penjaga tempat ibadah dan penjaga makam sebanyak 2.290 orang.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015