London (ANTARA News) - Negara-negara Asia Pasifik, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dan para donor mendukung prakarsa Indonesia untuk mengembangkan kapasitas di bidang aplikasi teknologi nuklir bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

Dukungan tersebut tercermin dalam pertemuan yang membahas Regional Capacity Building Initiative atau RCBI yang diadakan di Wina, Austria, demikian Minister Counsellor KBRI/PTRI Wina, Dody Kusumonegoro kepada Antara London, Rabu.

Pertemuan yang diprakarsai KBRI/PTRI Wina dihadiri 20 delegasi dari negara-negara Asia Pasifik, perwakilan negara di luar kawasan seperti AS, Perancis, dan Inggris, serta pejabat dari IAEA.

RCBI merupakan inisiatif Indonesia, pertama kali diluncurkan pada 28 September lalu sebagai forum terbuka yang inklusif untuk membahas penguatan kerjasama teknis di kawasan.

Forum ini merupakan suatu inovasi baru untuk mempertemukan seluruh pemangku kepentingan dari dalam dan luar kawasan untuk membahas bantuan kerjasama teknis dalam kerangka IAEA.

Melalui forum tersebut diharapkan dapat dimobilisasi sumberdaya di kawasan dan dukungan dari luar kawasan bagi pelaksanaan kerjasama teknis untuk dan oleh kawasan Asia Pasifik.

Pada pembukaan acara, Wakil Duta Besar/Deputi Wakil Tetap RI Febrian Ruddyard, atas nama Duta Besar RI Rachmat Budiman, menyampaikan apresiasi atas sambutan positif negara kawasan terhadap gagasan Indonesia di atas.

Ditekankan RCBI dimaksudkan sebagai forum untuk mengidentifikasi sumberdaya regional dan pemanfaatannya secara maksimal bagi kepentingan kawasan.

Lebih lanjut disampaikan tiap-tiap negara, termasuk Indonesia, memiliki sumberdaya tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk membantu peningkatan kapasitas negara lainnya di kawasan.

Indonesia misalnya, memiliki kemampuan di bidang pemuliaan tanaman (mutation breeding) yang sudah mendapatkan penghargaan Outstanding Achievement Award dari IAEA September 2014. Indonesia siap untuk memberikan bantuan teknis kepada negara di kawasan yang memerlukan bantuan teknis di bidang pemuliaan tanaman tersebut.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015