Kairo (ANTARA News) - Eceng gondok yang merayapi pinggiran Sungai Nil dan aliran-aliran irigasi di Mesir selama ini hanya dianggap sebagai gulma.

Kini, Kementerian Kerja Sama Internasional dan Lembaga Pengembangan Usaha Kecil-Menengah Mesir bekerja sama Kedutaan Besar RI (KBRI) Kairo mengadakan pelatihan pemanfaatan eceng gondok untuk bahan kerajinan guna meningkatkan nilai tambah tumbuhan air itu.

"Pelatihan eceng gondok ini awalnya merupakan permintaan Mesir kepada Indonesia untuk berbagi pengalaman sukses pemanfaatan eceng gondok oleh pengrajin Indonesia," ujar Duta Besar RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi di Kairo, Jumat.

Nurfaizi, yang akan mengakhiri masa bakti sebagai Duta Besar di Negeri Piramida akhir Desember ini, mengatakan pemerintah Mesir ingin mendorong pemanfaatan eceng gondok yang jumlahnya sangat banyak di sepanjang Sungai Nil.

Kepala Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Kairo, Meri Binsar Simorangkir, mengatakan pelatihan pemanfaatan eceng gondok digelar 9-12 Desember di Kota Bani Suweif, 120 kilometer selatan Kairo.

Pelatihan pemanfaatan eceng gondok ini merupakan kedua kalinya setelah pelatihan pertama pada 2011 di Kota Mansoura (126 km utara Kairo) menyusul kunjungan Kementerian Kerja Sama Internasional Mesir ke Indonesia pada 2009.

Menurut dia pelatihan kedua itu diikuti 25 oleh orang dari kalangan pengrajin dan perwakilan dari beberapa lembaga pemerintahan terkait di Mesir, seperti Kementerian Sumberdaya Air dan Irigasi dan Kementerian Perdagangan.

Saat menerima kunjungan muhibah Duta Besar RI untuk Mesir, Nurfaizi Suwandi, Gubernur Bani Suweif Muhammed Salim, menyambut baik kegiatan pelatihan untuk mengolah eceng gondok menjadi produk kerajinan bernilai jual tersebut.

Meri mengatakan kegiatan pelatihan itu merupakan bagian dari tindak lanjut hasil pertemuan Perdana Menteri Mesir Ibrahim Mehlab dan Presiden Joko Widodo di sela Konferensi Asia Afrika pada April lalu, juga pertemuan Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi dan Presiden Jokowi pada September lalu.


Pengrajin Indonesia


KBRI mendatangkan dua pengrajin Indonesia yang produk olahan eceng gondoknya berhasil menembus pasar ekspor untuk berbagi ilmu dengan warga Mesir dalam kegiatan pelatihan itu.

Cornelia Lina Meliassari, salah satu pelatih, punya kelompok binaan di beberapa provinsi di Indonesia.

"Produk-produk dari kelompok saya dan dari kelompok binaan sudah berhasil menembus pasar ekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Amerika dan Eropa," ujarnya.

"Bahkan kami kerap kewalahan menerima pesanan dari berbagai pihak di luar negeri dan dalam negeri. Sebuah hotel berbintang di Bali khusus mempercayai saya untuk mengisi berbagai perlengkapan berbahan eceng gondok," tutur Cornelia.

Produk kerajinan yang dibuat dari eceng gondok antara lain tas jinjing, bantal, sandal, kasur, kursi, karpet dan sajadah.

Salah satu peserta pelatihan, Ahmed, ingin membentuk wadah pelatihan kerajinan eceng gondok guna memberdayakan masyarakat. Demikian Ketua Lembaga Pengusaha Kecil Menengah (UKM) Bani Suweif, Marwan Mohammed.

"Pelatihan ini telah memberikan wacana baru bagi kami untuk membuka industri kerajinan eceng gondok di wilayah di Mesir, khususnya di Provinsi Bani Suweif," katanya.

Pewarta: Munawar S Makyanie
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015