Setidaknya ada kepastian dari rencana the Fed sehingga psikologis investor tidak terganggu pada negara berkembang."
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah senilai 50 poin menjadi Rp14.003 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.953 per dolar Amerika Serikat (AS) lantaran investor di negara-negara berkembang cenderung menahan diri hadapi FOMC.

Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, mengatakan bahwa mata uang di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia bergerak di area negatif karena investor cenderung menahan diri menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 15 hingga 16 Desember 2015.

"Pada pekan depan FOMC mengagendakan pembahasan kenaikan suku bunga acuan AS (Fed fund rate), besar kemungkinan akan menaikan suku bunganya," katanya.

Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang jatuh ke level 36 dolar AS per barel menambah sentimen negatif bagi mata uang negara penghasil komoditas, termasuk Indonesia.

Menurunnya harga minyak mentah membuat investor menganggap Indonesia akan mengalami kesulitan memperbaiki kinerja ekspor.

"Harga minyak mentah dunia masih diprediksi melemah hingga akhir 2015 ini seiring berlanjutnya kekhawatiran soal berlimpahnya pasokan," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, mengemukakan bahwa minimnya sentimen positif dari dalam negeri menambah tekanan bagi mata uang rupiah ke level Rp14.000 per dolar AS.

"Neraca perdagangan Indonesia yang sedianya juga akan dirilis pada pekan depan ditanggapi netral oleh investor di pasar uang. Meski data neraca perdagangan periode November 2015 diprediksi kembali mengalami surplus, namun belum cukup mampu menjaga rupiah di area positif," ujarnya.

Kendati demikian, ia mengatakan bahwa setelah bank sentral AS merealisasikan kenaikan suku bunga acuannya, maka ketidakpastian yang selama ini membayangi di pasar negara berkembang akan terkikis.

"Setidaknya ada kepastian dari rencana the Fed sehingga psikologis investor tidak terganggu pada negara berkembang," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (11/12) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.937 dibandingkan Kamis (10/12) di posisi Rp13.954 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015