Ini adalah langkah bagus bagi NTB, dengan memanfaatkan fasilitas yang telah ditawarkan oleh Kemenpar, semoga bisa diikuti daerah lainnya,"
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) meluncurkan branding potensi wisata Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan branding "Pesona Lombok Sumbawa" sebagai salah satu bidang promosi wisata daerah.

"Ini adalah langkah bagus bagi NTB, dengan memanfaatkan fasilitas yang telah ditawarkan oleh Kemenpar, semoga bisa diikuti daerah lainnya," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuty di Jakarta, Senin malam.

Usai meresmikan branding "Pesona Lombok Sumbawa", ia menyampaikan bahwa country branding Pesona Indonesia dan Wonder Indonesia telah mendunia, dengan ditandai oleh ranking 47 dunia, total nilai 74,8 poin atau jika ditingkat Asia, Indonesia berada di urutan empat di bawah Jepang, India dan Singapura.

Pada kesempatan ini juga ada penandatanganan MoU kerja sama promosi dengan Trans Jakarta, yaitu pemasangan banner promosi "Pesona Lombok Sumbawa" di unit Busway koridor Blok M-Kota dan juga Soekarno Hatta-Gambir.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Lalu Muhammad Faozal mengatakan, target promosi di Jakarta, karena banyak wisatawan dari Jakarta yang berkunjung ke NTB. Dan juga, Jakarta sebagai gerbang dari Indonesia sebelum ke Bali ataupun NTB.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) menargetkan sebanyak 3 juta kunjungan wisatawan pada tahun 2016 baik asing maupun turis mancanegara.

Ia menjelaskan pada tahun 2012 kunjungan wisatawan ke NTB mencapai 2,25 juta jiwa, meningkat pada tahun 2013 menjadi 2,49 jiwa dan 2014 sebanyak 2,51 juta jiwa wisatawan. "Tahun 2015 kami hampir menyentuh angka 3 juta jiwa, maka tahun depan minimal 3 juta, kalau bisa lebih dari itu, kami optimis," katanya.

Menurut Faozal, meski beberapa waktu lalu kunjungan wisatawan ke NTB sempat tersendat akibat erupsinya Gunung Baru Jari, Anak Gunung Rinjani, sehingga berimplikasi terhadap penutupan operasional bandara, turunnya tingkat hunian hotel, dan pembatalan ratusan pertemuan baik nasional maupun internasional, namun ia tetap yakin angka kunjungan dua juta wisatawan di 2015 bisa terpenuhi.

"Berapa total kunjungan, apakah penuhi target atau tidak, baru bisa dibuktikan setelah bulan Desember berakhir," katanya.

Pewarta: Afut Syafril
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015