Kami sudah memiliki standar internasional ISO, yang berarti sekolahan ini tidak berbeda dengan sekolahan di luar negeri,"
Surabaya (ANTARA Newsa) - SD Muhammadiyah 4 Surabaya yang sudah memiliki "International Organization for Standardization" (ISO) menyatakan siap menerima siswa asing untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Kami sudah memiliki standar internasional ISO, yang berarti sekolahan ini tidak berbeda dengan sekolahan di luar negeri," kata kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Edy Susanto disela penyambutan penghargaan Indonesia Inspire & Best Company Award 2015 dari Sembilan Bersama Media, Senin.

Ia mengatakan, nantinya para pekerja asing akan berbondong-bondong mencari sebuah pekerjaan di Indonesia, sehingga dimungkinkan akan ada siswa asing yang berdatangan masuk ke Indonesia untuk menyesuaikan keperluan pekerjaan orang tuanya.

"Kami sudah menyatakan siap menampung para siswa asing yang ingin bersekolah di Indonesia, baik dari sarana dan prasarana hingga metode pembelajarannya," ujarnya.

Menurut dia, siswa asing nanti akan diberi jam tambahan pelajaran dibanding kelas reguler, namun untuk sarana prasarana pembelajaran tidak berbeda dengan kelas reguler.

"Terkait kelas internasional memang harus ada standarnya yaitu harus ada AC maupun in focus, sedangkan selama ini kami sudah memenuhi fasilitas standar internasional dan mengedepankan kurikulum internasional dari Singapura," tuturnya.

Untuk ekstra kurikuler (ekskul) siswa asing, pihaknya telah menyiapkan ekskul bahasa Inggris dan Jepang, namun untuk bahasa Indonesia diharapkan bisa menjadi percakapan sehari-hari.

Selain menerima siswa asing, tambahnya pihaknya juga akan menerima guru asing melalui program pemagangan guru. Guru dari sejumlah negara bakal datang tahun 2016, seperti Australia, Jepang, China, Jerman, Rusia dan lainnya.

"Awal Januari 2016 akan lebih dulu datang dua guru asing. Mereka akan mengajar bahasa Inggris, mengenalkan tempat sejarah dan obyek wisata di negaranya," terangnya.

Untuk tahun 2016, pihaknya juga akan mengirim muridnya ke sejumlah negara Asia melalui program pertukaran siswa, di antaranya ke negara Malaysia, Singapura, China, dan Jepang, sedangkan para murid ini akan tinggal di rumah wali murid siswa dari sekolah tujuan.

Dalam kesempatan itu terdapat penghargaan untuk kategori The Best Inspiring Elementary School of The Year yang diterima Edy Susanto, di Puri Asri, Le Meridien Hotel Jakarta (11/12).

Di sisi lain, Wakasek SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Edi Purnomo menambahkan, penghargaan Indonesia Inspire & Best Company Award 2015 makin menguatkan pihaknya untuk lebih mengembangkan potensi siswa dan guru.

"Tahun 2014 lalu, kami telah mendapat penghargaan The Best Creative and Innovation Elementary School of The Year, juga dari lembaga yang didirikan Laksdya TNI (Purn) Gunadi tersebut," terangnya.

Terpisah, Humas Dinas Pendidikan (Disdik) Surabaya Eko Prasetyoningsih menyebut, keberadaan siswa asing pindahan dari negara lain tidak bisa serta merta bisa sekolah karena perizinan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) harus didapatkan terlebih dahulu.

"Pengurusan izin di Kemendikbud juga dikarenakan perbedaan Dapodik (Data Pokok Pendidikan). Di Surabaya ada beberapa sekolahan dengan kurikulum internasional, yang kini bernama Sekolah Pendidikan Kerjasama (SPK), salah satunya sekolah dengan bahasa Jepang," tandasnya.

Pewarta: Indra/Laily
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015