Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak turun tiga poin dari sesi sebelumnya menjadi Rp14.049 per dolar AS.

"Inflasi AS periode November 2015 yang naik ke 0,5 persen secara tahunan, walaupun masih jauh dari target bank sentral AS yang sebesar 2 persen, hal itu sudah cukup mengembalikan kekuatan dolar AS," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.

Ia mengatakan dolar AS masih berpeluang naik lebih tinggi menjelang pengumuman rencana bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

Meski demikian, menurut dia, penguatan dolar AS terhadap rupiah tidak sepenuhnya solid karena penurunan harga komoditas yang tertahan membantu rupiah tetap stabil.

Baca juga : Rupiah Selasa sore menguat menjadi Rp14.037

Dari dalam negeri, dia menjelaskan, neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan defisit untuk pertama kalinya tahun ini justru memperbaiki prospek pertumbuhan ekonomi ke depan sehingga memperbaiki daya tarik aset berdenominasi rupiah.

Peneliti dan analis dari Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra mengatakan kurang dari 24 jam kedepan bank sentral Amerika Serikat akan mengumumkan hasil rapat moneternya, dan tingkat suku bunga kemungkinan besar akan dinaikkan.

"Probabilitas kenaikan suku bunga cukup tinggi, dengan tingginya probabilitas maka akan menjadi kejutan jika bank sentral AS tidak jadi menaikan suku bunganya," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015