Jember (ANTARA News) - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap sejumlah daerah pascapemilihan kepala daerah serentak pada 9 Desember 2015.

"Kami terus memantau daerah-daerah rawan konflik pascapilkada serentak seperti di Sulawesi dan Jember juga menjadi daerah yang mendapat perhatian khusus," tuturnya usai menghadiri acara pengajian di Pondok Pesantren An-Nuriyah, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu.

Menurutnya, ada beberapa daerah yang mendapat perhatian khusus, termasuk lima daerah yang pilkadanya ditunda dan pemerintah masih menunggu keputusan dari Mahkamah Agung.

Lima daerah yang menunda pelaksanaan pilkada sehari jelang pemungutan suara adalah Provinsi Kalimantan Tengah, Kota Pematangsiantar di Sumatera Utara, Kabupaten Simalungung di Sumatera Utara, Kota Manado di Sulawesi Utara dan Kabupaten Fak-Fak di Papua Barat.

"Sampai sekarang situasi kondusif dan tidak ada daerah yang bergejolak. Ada beberapa daerah yang memang memiliki potensi rawan konflik terkait dengan selisih perolehan suara pasangan calon, namun secara keseluruhan situasi masih kondusif," paparnya.

Luhut mengatakan pihaknya terus memantau setiap perkembangan yang terjadi untuk memastikan proses pascapilkada di Jember tidak mengganggu situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.

Sementara itu, pelaksanaan pilkada di Kabupaten Jember berjalan kondusif dan tertib hingga proses rekapitulasi penghitungan suara di tingkat kabupaten, namun ada pihak yang meminta pilkada ulang karena dinilai cacat hukum terkait dengan keterlambatan pasangan calon dalam menyerahkan laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye ke KPU Jember.

Berdasarkan hasil rekapitulasi suara yang dilakukan KPU Jember tercatat pasangan nomor urut 1, Sugiarto-Dwi Koryanto mendapat 452.085 suara atau sebesar 46,24 persen, sedangkan pasangan nomor urut 2, Faida-A. Muqit Arief mendapat 525.519 suara atau 53,76 persen. 

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015