Pacitan (ANTARA News) - Sebuah kapal tanker minyak mentah dengan nama lambung ALISA XVII dengan rute perjalanan Surabaya-Cilacap mengalami kerusakan mesin sehingga kandas di perairan dangkal Teluk Pacitan, Jawa Timur, sejak Senin (21/12) sekitar pukul 13.00 WIB.

"Kapal itu sedang dalam perjalanan dari Surabaya menuju Cilacap tanpa membawa bahan bakar minyak, dan mengalami mati mesin sehingga terdampar di sini," terang Kanit Satpolair Pacitan, Bripka Indro Wibowo, dikonfirmasi melalui telepon seluler, Selasa.

Ia mengkonfirmasi, lokasi kapal kandas berada di Pantai Pikatan, Dusun Batulapak, Desa Desa Kalipelus, Kecamatan Kebonagung.

Sebelum terdampar dan kandas, kapal sempat berusaha bergerak menuju tengah laut di sekitar jalur kapal yang berjarak antara 7-10 mil dari garis pantai.

Namun karena kondisi mesin pincang, kapal kembali terseret arus laut hingga terdampar dan kandas di perairan dangkal Pantai Pikatan.

"Arus sangat kuat ditambah kondisi cuaca buruk sehingga kapal terseret hingga radius lebih dari tujuh kilometer dari titik berhenti saat kapal pertama kali mengalami mati mesin," ujarnya.

Indro memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Sementara untuk kerusakan pada bagian lambung kapal yang mengalami kandas sampai saat ini masih dilakukan penyelidikan.

Menurut penjelasan Indro, beberapa penyelam dari internal manajemen kapal tanker telah dikerahkan sejak pagi untuk memeriksa kondisi lambung kapal raksasa berukuran panjang 175 meter, lebar 26 meter dan bobot mencapai 18.101 gross ton tersebut.

"Kapal akan dievakuasi jika sudah dipastikan tidak ada kerusakan mesin bada bodi maupun lambung kapal yang kemungkinan menghantam batuan karang di dasar pantai," ujarnya.

Untuk menarik kapal dengan kode nomor lambung IMO:8615980 tersebut, lanjut Indro, akan menggunakan jasa dua kapal tugboat, masing-masing satu dari PLTU Cilacap dan satu lainnya bantuan kapal tugboat dari PLTU Sudimoro, Pacitan.

"Saat ini kapal tugboat dari PLTU Cilacap masih perjalanan," kata Indro.

Sementara menunggu proses evakuasi, seluruh awak atau anak buah kapal (ABK) kapal tanker ALISIA XVII tetap bertahan di atas geladak, karena persediaan logistik mereka mencukupi dan tidak ada satupun yang mengalami luka-luka maupun trauma.

"Kondisi mereka baik-baik saja meski arus laut tidak menentu dampak penghujan. Kapal mereka juga aman, tinggal menunggu kepastian kondisi lambung kapal serta proses perbaikan mesin yang rusak sebelumnya," terang Indro.

Pewarta: Destyan HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015