Setiap hari, setiap bulan saya terus memantau pembangunan MRT meskipun ini tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo berharap proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia yang berencana membangun sarana angkutan massal serupa.

"Kota-kota besar lain yang perlu angkutan massal tapi lahan terbatas bisa gunakan yang seperti ini," kata Presiden Jokowi ketika meninjau perkembangan pengeboran terowongan MRT di bakal Stasiun Senayan Jakarta, Rabu.

Ia menyebutkan sejumlah kota seperti Palembang sudah mulai mengembangkan angkutan massal. Palembang sedang mengembangkan kereta ringan atau LRT.

"Surabaya juga, tapi pake trem," kata Jokowi.

Jokowi mengaku terus memantau pembangunan MRT di Jakarta. "Setiap hari, setiap bulan saya terus memantau pembangunan MRT meskipun ini tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta," katanya.

Khusus mengenai pengeboran, ia menyebutkan dalam 93 hari panjang pengeboran mencapai 327 meter dan total selesai akhir 2016.

"Kita lihat ini bakal Stasiun Senayan ini sudah terlihat, kita harapkan stasiun lain segera diselesaikan," kata Jokowi.

Pekerjaan dalam pembuatan terowongan proyek MRT Jakarta menggunakan empat mesin bor yaitu Antareja, Antareja II, Mustika Bumi, dan Mustika Bumi II.

Pekerjaan konstruksi terowongan bawah tanah dengan menggunakan mesin "Tunnel Boring Machine" (TBM) asal Jepang itu mulai September 2015 dan diharapkan selesai Desember 2016.

Penyelesaian proyek MRT Jakarta koridor Selatan Utara fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI) secara keseluruhan per 30 November 2015 mencapai 36 persen.

Itu terdiri dari proyek pekerjaan pada struktur layang telah diselesaikan 22 persen dan struktur bawah tanah 50 persen.

Secara umum pekerjaan konstruksi yabg tengah dilakukan saat ini antara lain pembuatan pondasi pada kolom jalur dan stasiun layang, pekerjaan pembangunan struktur Box stasiun bawah tanah, pekerjaan pembuatan terowongan jalur bawah tanah dan pekerjaan konstruksi depo MRT.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015