Jakarta (ANTARA News) - Supermodel Gigi Hadid menghias tangannya dengan henna bersama para sahabatnya dan mengunggahnya ke media sosial Instagram. Hal itu dilakukannya untuk merefleksikan makna persahabatan yang dibaginya bersama para sahabatnya dan menunjukkan pada para pembenci alias "haters" yang mempertanyakan warisannya.

"Mengalami malam terbaik dengan beberapa sahabat lama tadi malam. Merasa sangat besyukur memiliki pondasi pertemanan yang akan mengikat kami sepanjang hidup kami. Kami semua bisa duduk-duduk dan ngobrol seolah-olah waktu kembali ke 10 tahun silam adalah perasaan dasar dan paling indah," tulis Gigi dalam keterangan foto.

Dia melanjutkan, "Penting artinya untuk bersama keluarga yang membesarkanmu dan para sahabat yang dibesarkan bersama-sama denganmu. Banyak sekali cinta di dalam hatiku di musim liburan kali ini !!!!! (sebelum kalian semua komentar soal perampasan budaya, periksa nama belakangku. Hadid. Separoh Palestina & bangga akan itu).Gigi adalah puteri dari bintang reality show Real Housewives of Beverly Hills, Yolanda Foster, ayah Gigi adalah pengembang real estate asal Palestina Mohamed Hadid.

Bersamaan dengan pujian terhadap latar belakang Palestina-nya itu, Gigi juga memuji ibunya di Twitter, yang juga menghadapi sejumlah keraguan dari teman-teman di reality show-nya atas diagnosa penyakit Lyme atau "lyme disease", yakni penyakit peradangan akut yang ditandai dengan perubahan kulit, peradangan sendi, dan gejala yang menyerupai flu.

Gigi me-retweet unggahan Bravo yang berbagi tanggapan para wanita di Real Housewives of Beverly Hills yang mengomentari penyakitnya: "U GO MAMMA.

Pada episode Selasa, serial televisi Bravo itu, salah satu bintangnya Lisa Rinna menanyakan soal kebenaran penyakitnya saat membaca definisi sindrom Munchausen pada bintang lain; Kyle Richards dan Lisa Vanderpump. Sindrom itu adalah sebuah gangguan kejiwaan pada manusia "berpura-pura sakit, penyakit, atau trauma psikologis untuk menarik perhatian, simpati, atau keyakinan kepada diri mereka sendiri.

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015