PBB, New York (ANTARA News) - Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura pada Sabtu (26/12) menyampaikan harapannya bahwa ia dapat membawa wakil Pemerintah Suriah dan oposisi ke pembicaraan yang akan dilancarkan pada 25 Januari di Jenewa.

De Mistura, di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya di Jenewa, mengatakan 25 Januari "adalah tanggal sasaran". Ia juga "telah meningkatkan upaya" ke arah pembicaraan perdamaian Suriah guna mencari penyelesaian politik bagi krisis Suriah, yang meletus pada Maret 2011 dan dilaporkan menewaskan lebih dari 300.000 orang.

Utusan Khusus PBB tersebut juga berharap pembicaraan perdamaian Suriah yang diusulkan itu dapat mencakup "lapisan paling luas yang mungkin diwujudkan dari oposisi Suriah dan yang lain", demikian laporan Xinhua. Tujuannya ialah "untuk menangani proses politik politik" ke arah pelaksanaan sasaran dan prinsip bagi penyelesaian politik konflik Suriah sebagaimana termaktub di dalam Komunike Jenewa 30 Juni 2012, dan Pernyataan Wina 30 Oktober serta 14 November 2015" dan resolusi yang disahkan dengan suara bulat oleh Dewan Keamanan PBB pada 18 Desember, kata pernyataan tersebut.

Resolui terakhir Dewan Keamanan mengenai Suriah mensahkan peta jalan internasional bagi peralihan politik pimpinan orang Suriah guna mengakhiri konflik di negeri itu, dan menyerukan pembicaraan perdamaian Suriah dimulai pada awal Januari.

Resolusi tersebut juga menyerukan gencatan senjata di seluruh Suriah diberlakukan "segera setelah wakil Pemerintah Suriah dan oposisi memulai langkah awal menuju peralihan politik di bawah pengawasan PBB".

Resolusi itu juga menyampaikan dukungannya bagi pernyataan yang disepakati selama pembicaraan sebelumnya di Jenewa dan Wina, dan menekankan, "Rakyat Suriah akan memutuskan masa depan Suriah."

Sementara itu, de Mistura "mengharapkan kerja sama penuh dari semua pihak terkait di Suriah dalam proses ini", kata pernyataan tersebut. "Berlanjutnya perkembangan di lapangan tak boleh dibiarkan menggelincirkan proses ini," katanya seperti dikutip Xinhua.

(C003)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015