Jakarta (ANTARA News) - Rumah produksi film dokumenter, Watchdoc, pada Kamis di Bekasi, meluncurkan laman web Indonesiabiru.com.

Peluncuran laman itu bersamaan dengan kedatangan dua pelaku Ekspedisi Indonesia Biru, Dandhy Dwi Laksono dan "Ucok" Suparta Arz. Hari itu mereka rampung mengelilingi Indonesia selama 365 hari sejak 1 Januari-31 Desember 2015.

Laman tersebut akan memuat berbagai karya yang dihasilkan dari materi-materi yang diraup selama berlangsungnya Ekspedisi Indonesia Biru.

"Untuk saat ini sebagian besar isinya masih pindahan dari unggahan di laman Ekspedisi Indonesia Biru di Facebook, tetapi tentunya masih banyak lagi yang bisa diunggah di laman indonesiabiru.com ini nantinya," kata Direktur sekaligus pendiri Watchdoc, Andhy Panca Kurniawan.

Manajer Program Watchdoc Hellena Yoranita Sousia mengatakan laman Indonesiabiru.com juga akan berusaha merangkum karya-karya hasil Ekspedisi Indonesia Biru ke dalam format yang lebih ringkas dan padat dibandingkan beberapa yang sudah diluncurkan lewat laman layanan video daring, YouTube.

Beberapa karya film dokumenter yang sudah diunggah dan kerap menjadi bahan diskusi di lingkungan kampus maupun komunitas masyarakat sejumlah kota itu antara lain adalah "Samin vs Semen", "Kala Benoa", "Lewa di Lembata", "The Mahuzes" dan "Kasepuhan Ciptagelar".

Dandhy mengaku Watchdoc telah menyiapkan laman khusus hasil karya Ekspedisi Indonesia Biru.

Namun sebelum rencana itu terwujud, Ekspedisi Indonesia Biru yang di laman Facebook-nya sudah diikuti oleh sekurang-kurangnya 7.746 pengguna itu memperoleh respon yang baik dari masyarakat.

"Akhirnya teman-teman dari Gorontalo sudah lebih dulu membuatkan laman ini untuk kami," tutur Dandhy yang selain aktif sebagai Pendiri Watchdoc juga Anggota Majelis Pertimbangan Organisasi Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) itu.

Dandhy, bersama Ucok yang merupakan jurnalis acehkita.com, berkeliling Indonesia selama setahun penuh mengendarai dua unit sepeda motor bebek bermesin 125 cc dan menangkap sejumlah kearifan lokal dan potensi yang jauh dari sorotan.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015