Festival itu diikuti 150 peserta baik perorangan maupun kelompok yang dimulai pukul 09.00 WIB di lokasi bekas tambang pasir liar yang ditolak Salim Kancil dan Tosan.
"Kegiatan itu sebagai salah satu bentuk kampanye untuk melestarikan pesisir selatan Lumajang, sehingga tidak boleh ada penambangan pasir di kawasan pesisir," kata Koordinator LSM Laskar Hijau Aak Abdullah Al-Kudus.
Festival ini berpesan pasir di Lumajang tidak harus ditambang, namun bisa dinikmati sebagai karya seni menarik dan objek wisata.
"Banyaknya pasir di Lumajang yang ditambang membuat dampak kerusakan lingkungan yang cukup besar, sehingga diharapkan dengan kampanye melalui festival itu menyadarkan masyarakat pentingnya menjaga kelestarian lingkungan," kata dia.
Panitia menyipkan hadiah Rp3 juta untuk juara pertama, juara kedua Rp2 juta dan juara ketiga Rp1 juta.
Istigasah 100 hari meninggalnya Salim Kancil digelar esok Minggu di lokasi yang sama dengan menghadirkan Menteri Desa, Percepatan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jakfar dan Pansus Pertambangan DPRD Provinsi Jawa Timur.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016
