Riyadh (ANTARA News) - Arab Saudi mengeksekusi seorang ulama Syiah terkemuka di Saudi bersama dengan puluhan anggota Alqaeda, Sabtu, yang memesankan negara ini tidak menoleransi jihadisme dan kekerasan oleh minoritas Syiah di negeri itu.

Sebagian besar dari 47 orang yang dieksekusi itu terbukti melakukan serangan atas nama Alqaeda di Saudi sepuluh tahun silam, namun empat di antaranya, termasuk ulama terkemuka Syiah Nimr al-Nimr, adalah warga Syiah yang dituduh menembak polisi dalam demonstrasi antipemerintah beberapa tahun belakangan.

Eksekusi dilakukan di 12 kota di Saudi, empat penjara digunakan untuk tempat eksekusi dengan regu tembak, dan sisanya dipancung.

Eksekusi ini sepertinya ditujukan sebagai pesan bahwa Saudi menjauhkan diri dari jihadisme menyusul pemboman dan penembakan yang dilakukan militan Sunni di Saudi dalam beberapa tahun terakhir yang menewaskan lusinan orang.

Aksi antijihadisme itu memicu ISIS mengeluarkan seruan kepada para pengikutnya untuk menyerang Saudi.

Eksekusi simultan 47 orang ini adalah eksekusi massal terbesar sejak 1980 yang mengeksekusi 63 pemberontak jihadis yang menduduki Masjidil Haram di Mekah pada 1979.

Dari 43 jihadis Sunni yang dieksekusi adalah para tokoh terkemuka Alqaeda, termasuk mereka yang terbukti bertanggung jawab atas berbagai serangan ke kompleks-kompleks Barat, gedung pemerintah dan misi-misi diplomatik yang menewaskan ratusan orang dari 2003 sampai 2006.

Namun eksekusi empat warga Syiah, termasuk Nimr, yang dinyatakan terbukti menembak dan melakukan serangan bom molotov kepada polisi dalam demonstrasi antipemerintah di Qatif dari 2011 sampai 2013, memicu reaksi dari luar Saudi, terutama Iran, demikian Reuters.



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016