Hingga kini, besaran kerugian akibat meledaknya bagian pompa pengisian BBM juga belum kami ketahui
Pontianak (ANTARA News) - Pengelola SPBU 64.781.18 Jalan Hasanudin Pontianak, Teguh menyatakan, pihaknya siap menanggung biaya pengobatan terhadap karyawan dan masyarakat yang menjadi korban ledakan pompa BBM SPBU tersebut, Kamis pagi.

"Kami siap menanggung biaya pengobatan terhadap tujuh korban, baik karyawan kami dan masyarakat yang mengalami luka-luka akibat meledaknya pompa pengisian BBM tadi pagi," kata Teguh di Pontianak.

Ia menjelaskan, pihak SPBU hingga saat ini belum mengetahui secara pasti, penyebab meledaknya pada bagian pompa pengisian BBM tersebut.

"Hingga kini, besaran kerugian akibat meledaknya bagian pompa pengisian BBM juga belum kami ketahui. Yang jelas kemarin sore kami mendapat pasokan BBM jenis premium dan solar masing-masing 12 ton," ungkap Agung.

Sementara itu, Kapolsek Pontianak Barat AKP Joko Sulistyono menyatakan, kepolisian sudah memeriksa dua orang saksi dari pihak pekerja dan pengelola SPBU 64.781.18 tersebut.

"Menurut mereka ledakan pompa pengisian BBM tersebut dipicu oleh percikan api, tetapi hingga saat ini kami belum berani menyimpulkannya, karena yang berwenang adalah puslabfor Mabes Polri," ujarnya.

Menurut dia, hingga saat ini ada tujuh orang yang menjadi korban ledakan pompa pengisian BBM tersebut. "Ketujuhnya hanya menderita luka-luka saja, empat di antaranya sudah diperbolehkan pulang, dan tiga lainnya masih dilakukan perawatan di Rumah Sakit Santo Antonius Pontianak," katanya.

Menurut dia, kejadian meledaknya SPBU tersebut sekitar pukul 06.45 WIB, dan menyebabkan sejumlah petugas dan konsumen di SPBU tersebut mengalami luka-luka.

Pewarta: Andilala
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016