Jakarta (ANTARA News) - Nyeri pada bagian tulang belakang bisa muncul salah satunya karena kebiasaan kita yang salah, seperti membungkuk dan bekerja dengan posisi meja terlalu tinggi atau rendah dari tempat kita duduk.

"Kebiasaan-kebiasaan yang dapat memicu keluhan misalnya kebiasaan duduk yang membungkuk, kebiasaan bekerja dengan komputer misalnya, dengan meja yang terlalu rendah atau terlalu tinggi," kata Spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dari Flexfree Musculoskeletal Rehabilitation Clinic, dr Ferius Soewito, kepada ANTARA News, Kamis.

Selain itu, kebiasaan mengangkat barang berat dengan cara yang salah juga bisa memicu nyeri tulang belakang. Cara mengangkat benda berat yang benar ialah lebih bertumpu pada kaki, bukan punggung.

Kita disarankan tidak langsung membungkuk saat ingin mengambil  barang, tetapi melakukan posisi layaknya jongkok terlebih dulu. 

Ferius mengatakan, otot yang tak terlatih pun menjadi faktor penyebab terjadinya nyeri, khususnya di bagian pinggang. Melakukan olahraga teratur selama 30 menit per harinya bisa membantu menguatkan otot, sehingga bisa menstabilkan dan menyokong tulang belkakang dengan lebih baik.

"Olahraga atau gym dengan cara yang salah. Sebaliknya, otot core yang tidak terlatih juga berisiko untuk menimbulkan nyeri pinggang," ujar dia.

Tulang belakang merupkan bagian yang kompleks. Di sana, selain tulang, juga terdapat otot, sendi, jaringan ikat, syaraf dan pembuluh darah. Semua kelainan pada bagian ini bisa menimbulkan keluhan di tulang belakang.

Nyeri di tulang belakang bukanlah satu-satunya tanda ada kelainan di bagian itu.

"Nyeri di tulang belakang saja bukan sebuah tanda spesifik bahwa pasti ada kelainan di tulang belakang. Ada organ-organ dalam yang dapat juga menimbulkan nyeri alih di tulang belakang. Sebagai contoh, sumbatan jantung dapat menimbulkan nyeri pada dada yang menjalar sampai ke punggung.

Dia menambahkan, kelainan tulang belakang juga dapat menyebabkan keluhan di tempat lain, misalnya pergeseran tulang belakang pinggang yang mengenai syaraf akan menimbulkan keluhan nyeri menjalar di kaki.

Prosedur medis saat alami untuk keluhan tulang belakang

Secara umum, penanganan masalah tulang belakang terbagi dua yakni konvensional dan operatif. Konvensional terbagi lagi menjadi non farmakologis (latihan terapeutik, terapi manual, traksi, ultrasound therapy, diathermy dan lainnya) dan farmakologis.

Sementara penanganan melalui jalur farmakologis menggunakan obat-obatan, dari obat oles sampai obat makan maupun injeksi. Selain itu, adapula prosedur pembedahan.

"Pemakaian masing-masing terapi sangat bergantung pada kondisi dan keparahan penyakit. Bisa saja pasien berobat sudah dalam kondisi membutuhkan obat atau malah operasi, bila hal tersebut yang didapatkan, pasien harus disarankan menjalankan terapi tersebut," jelas Ferius.

Sebelum dokter melakukan tindakan pengobatan pada kasus nyeri tulang belakang, biasanya ia akan memeriksa pasien dan menanyakan riwayat keluhannya.

"Dokter akan menanyakan lokasi nyeri, penjalaran, sifat nyeri, apakah seperti pegal, linu, ditusuk-tusuk, panas terbakar dan sebagainya, apakah terus menerus atau hilang timbul, sudah berapa lama, hal yang mencetuskan atau mengurangi nyeri ( misalnya: apakah duduk menghilangkan nyeri atau malah mencetuskan nyeri), dan beberapa pertanyaan lain," kata dia.

Selanjutnya, informasi itu akan mengarahkan dokter pada diagnosis dan penyebab nyeri. Pasien pun akan menjalani pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen, USG, MRI dan sebagainya.

"Untuk menentukan terapi yang tepat, dokter harus menentukan diagnosisnya. Semakin akurat diagnosis yang didapat, semakin akurat terapi yang diberikan, semakin efektif hasilnya," tutur Ferius.

Selain itu, dokter juga perlu mempertimbangkan kondisi-kondisi umum lainnya,  kontraindikasi lalu, bila ingin melakukan terapi manual, harus dipastikan stabilitas tulang belakang dalam keadaan baik.

Pewarta: Liai Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016