El niño terjadi mulai April 2015 dan puncaknya terjadi pada Desember 2015 dengan nilai indeks El Niño mencapai +2.40. Saat ini nilai indeks El Niño +2.20, jadi masih cukup kuat,"
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Meteorologi Publikasi BMKG Mulyono R Prabowo menduga keras El Niño masih terjadi di Indonesia sampai dengan Maret 2016 sehingga potensi munculnya titik panas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tetap ada di sejumlah daerah.

"El niño terjadi mulai April 2015 dan puncaknya terjadi pada Desember 2015 dengan nilai indeks El Niño mencapai +2.40. Saat ini nilai indeks El Niño +2.20, jadi masih cukup kuat," kata Mulyono saat menjelaskan perkembangan El Niño dan musim hujan 2015/2016 di ruang kerja Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya di Jakarta, Senin.

Kondisi tersebut, menurut dia, sangat dipengaruhi oleh bertahannya "warm pool" di Pasifik tengah dan masih tebalnya massa air terhangat di kawasan tersebut.

"Karena sudah sempat turun hujan jadi kondisi El Niño seolah-olah tertutupi. Tapi sebenarnya kondisi ini masih akan berlangsung hingga Maret 2016, dan akan mulai meluruh di bulan April berangsur ke kondisi netral," ujar Mulyono.

Potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga 16 Januari 2016 berdasarkan pantauan BMKG dengan "Fire Danger Rating System" (FDRS), menurut Mulyono, masih dapat terjadi di sejumlah titik di Tanah Air seperti di Aceh, Sumatera Utara bagian utara, Riau, Jambi, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua bagian selatan di wilayah Merauke.

Ia mengatakan wilayah Sumatera Utara bagian tengah memiliki karakteristik berbeda karena posisi yang menguntungkan yang selalu terdapat pertumbuhan awan basah dari aliran angin Pasifik ke Asia melalui Australia di musim kemarau. Sedangkan posisi Riau dan Jambi yang terjepit menjadi kering.

Karena itu, Mulyono mengatakan dengan curah hujan yang mulai menurun di Riau dan Jambi saat ini perlu diwaspadai kemungkinan peningkatan titik panas di bulan Februari.


Titik panas terpantau

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan sejumlah titik panas terpantau dari citra satelit sejak Sabtu (9/1) dan Minggu (10/1), di sejumlah daerah seperti Pelalawan, Riau, dan Papua.

Karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus memantau kondisi di lapangan terutama di delapan provinsi yang rawan terjadi karhutla.

"Eselon I saya minta juga ikut memantau langsung ke lapangan, termasuk ke Papua," ujar dia.

KLHK, lanjutnya, sudah bergerak dengan menghubungi langsung para gubernur di sejumlah daerah yang wilayahnya terdapat titik panas. "Lokasi titik panas yang terpantau satelit sudah diberikan, ada yang sudah merespon ada yang belum".

KLHK, menurut dia, nantinya juga akan tertolong dengan keberadaan Badan Restorasi Gambut (BRG). Karena selain memperbaiki kondisi gambut, pencegahan karhutla juga akan diperkuat terutama di sejumlah kabupaten, kecamatan, hingga desa yang rawan kebakaran.

KLHK, lanjutnya, juga akan mulai menerapkan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) untuk perusahaan kehutanan di 2016. "Kalau perkebunan mungkin sudah tapi hutan yang belum. Industri pakan ikan juga sudah". ***4***



(V002/b/a011)

(T.V002/B/A011/C/A011) 11-01-2016 19:39:56

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016