Palembang (ANTARA News) - Pemerintah provinsi melalui KONI Sumsel agaknya kurang peduli terhadap atlet berprestasi, terbukti hingga kini cukup banyak yang telah mengharumkan nama baik provinsi di kejuaraan tingkat nasional kehidupannya masih memperihatinkan. "Cukup banyak atlet berprestasi di provinsi berpenduduk 6,7 juta jiwa ini, namun sebagian besar kehidupan mereka masih kurang beruntung, karena belum mendapatkan pekerjaan tetap," kata pembina atlet cabang tinju, Buaiti Rozak, menanggapi tragedi meninggalnya Rahman Kili-Kili, atlet tinju terbaik Sumsel di Palembang, Jumat. Menurut Buaiti yang juga mantan Sekretaris Pertina Sumsel ini, Rahman Kili-Kili mantan salah seorang petinju nasional terbaik Sumsel mengalami hidup tragis karena ditemukan tewas gantung diri di rumah pamannya, Usman Tess, di Kelurahan Talang Betutu, Palembang, Kamis (22/2) pagi. Sebenarnya almarhum Rahman Kili-Kili walaupun bukan putra kelahiran Sumsel, pada tahun 1988 pernah mengharumkan nama baik provinsi tersebut di beberapa kejuaraan tingkat nasional. Namun demikian, almarhum lulusan SMU itu belum pernah diberikan pekerjaan tetap oleh pemerintah setempat melalui KONI daerah, sehingga hijrah ke Jakarta. Pengamat sekaligus pecinta olahraga tinju Sumsel, Sarno, menanggapi musibah meninggalnya Rahman Kili-Kili mengatakan bahwa selama ini perhatian pemerintah daerah terhadap atlet berprestasi baru sebatas pemberian bonus dalam bentuk uang. Seharusnya bentuk kepedulian tidak hanya dalam bentuk bonus, tetapi juga diberikan semacam "kail". Artinya disediakan lapangan pekerjaan, sehingga memiliki penghasilan tetap agar konsterasi latihan di luar jam kerja dapat terfokus dengan baik, katanya. Lebih lanjut Buaiti mengemukakan masih banyak atlet terbaik lainnya yang hingga saat ini tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah, sehingga di samping harus giat berlatih olahraga juga harus memeras keringat mencari nafkah. Ia mencontohkan beberapa atlet terbaik, Polsen Gabrel, petinju yang perstasinya lebih baik dari almarhum Rahman Kili-Kili, beberapa kali mengajukan permohonan menjadi PNS, namun belum pernah membuahkan hasil. Cabang terjun pajung atas nama Meylanda Simanjuntak, beberapa kali mewakili Sumsel di kejuaraan terjun payung tingkat nasional selalu memboyong medali. Namun atlet malang ini beberapa kali pula mengajukan permohonan menjadi PNS kepada pemerintah provinsi, sampai saat ini belum membuahkan hasil. Sementara berdasarkan catatan ANTARA, Meylanda, atlet terjun payung nasional terbaik Sumsel ini mengajukan permohonan menjadi PNS sejak gubernurnya dijabat Ramli Hasan Basri, kemudian digantikan oleh Rosihan Arsyad dan sekarang ini Syahrial Oesman, harapan menjadi PNS agakanya belum juga menjadi kenyataan. Mengenai atlet tinju almarhum Rahman Kili-Kili hari ini Jumat jenazahnya dimakamkan di pemakaman umum Talang Betutu, karena ibunya Aisyari Arifin sudah datang dari Jakarta menghadiri pemakaman. (*)

Copyright © ANTARA 2007