Pontianak (ANTARA News) - Ratusan warga eks anggota Ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang menetap di Kabupaten Mempawah, sejak Selasa siang, mulai dievakusi ke Kota Pontianak, untuk selanjutnya dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing.

Bupati Mempawah, Ria Norsan, saat dihubungi di Mempawah, mengatakan sesuai rapat koordinasi pihaknya sepakat untuk mengevakuasi eks Gafatar itu untuk meninggalkan Mempawah.

Salah satu lokasi permukiman eks Gafatar tersebut adalah di Km 12 Moton Asam, Desa Antibar, Kecamatan Mempawah Timur, sejumlah truk milik TNI berikut anggota dikerahkan guna mengevakuasi warga eks Gafatar tersebut.

Sejak pagi, rapat dilakukan di Kantor Bupati Mempawah untuk membahas pemulangan mereka, kemudian sekitar pukul 14.10 WIB, seluruh unsur Forkopimda Mempawah langsung keluar untuk menuju lokasi.

"Mereka sudah bersedia kita evakuasi dan dikembalikan ke daerah asal. Evakuasi dilakukan dengan menggunakan sejumlah armada yang sudah disiapkan dan selanjutnya akan dibawa ke Pontianak," ujar Ria Norsan.

Pemulangan tersebut nantinya menggunakan kapal laut. "Kita sudah tangani soal dana pemulangan mereka sesuai kemampuan, mengenai aset-aset mereka semua nanti juga akan kami urus," ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Mempawah AKBP Suharjimantoro menyatakan situasi terkendali, sejak kemarin seluruh anggota dikerahkan untuk siaga di pemukiman eks Gafatar yang menjadi target amuk massa.

"Kami antisipasi semua dengan optimal, termasuk mengamankan lokasi. Kita juga dibantu empat pleton dengan kekuatan 120 Brimob Polda Kalbar guna mengamankan lokasi eks Gafatar itu," ujarnya.

Ratusan warga eks Gafatar yang didata Pemkab Mempawah sekitar 749 jiwa tersebut terlihat siap meninggalkan pemukiman mereka, termasuk membawa berbagai logistik dan perlengkapan.

Warga eks Gafatar yang umumnya berasal dari Pulau Jawa itu mengaku pasrah dan akhirnya berkenan menerima tawaran evakuasi menyusul 10 perwakilan mereka yang sejak Senin (18/1) malam sekitar pukul 23.30 WIB sudah terlebih dahulu dievakuasi ke Polda Kalbar.

Pewarta: Andilala dan Aries Zaldi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016