Nairobi, Kenya (ANTARA News) - Empat orang diduga pelaku terorisme ditembak mati polisi di kota pesisir Malindi, Kenya, sementara dua pelaku lain melarikan diri, kata polisi.

Polisi mengatakan, korban tewas dalam penggerebekan, Rabu, itu termasuk Suleiman Mohamed Awadh, yang namanya termasuk dalam daftar pelaku kejahatan paling dicari dengan imbalan hadiah senilai 20.000 dolar (200 juta rupiah lebih) jika berhasil membunuhnya.

Daftar nama tersebut dikeluarkan setelah penyerangan di Universitas Garissa, Kenya, pada April 2015 saat kelompok keras Shebab membunuh 148 orang.

Polisi mengatakan, terduga melempar bom tangan dan menembaki petugas dalam serangan pagi hari di kota wisata itu, yang sangat terkenal bagi wisatawan Italia dan tempat tinggal orang kaya yang playboy, Flavio Briatore, yang memiliki loka wisata Lion in the Sun dan Billionaire.

"Para teroris bersenjata berat dan mereka mengajak petugas kami dalam baku tempat dan pada akhirnya empat orang di antaranya luka berat," kata Kepala Kepolisian Malindi, Matawa Muchangi.

Awadh, penduduk lokal berusia 25 tahun di wilayah tersebut teridentifikasi di antara para korban tewas.

Kepala kepolisian menambahkan bahwa dua orang tersangka melarikan diri dengan luka-luka saat serangan mendadak di satu rumah yang disewakan di dekat Bandar Udara Malindi.

Setelah itu, polisi menemukan beberapa senjata dan telepon seluler di rumah serta surat yang ditujukan kepada kelompok Shehab yang berafiliasi dengan Al Qaeda di Afrika Timur, untuk meminta bantuan pendanaan.

Ditemukan pula peta Malindi di dalamnya terdapat garis besar pada kantor polisi, supermarket, dan objek wisata Taman Laut.

Muchangi berhutang budi kepada masyarakat yang bersedia kerja sama dalam kesuksesan operasi tersebut.

Pariwisata di Kenya dalam beberapa tahun terakhir mendapat peringatan perjalanan di sepanjang wilayah pantai dan serangan teroris di mana pun yang dapat menghambat kedatangan wisatawan asing.

Sebelumnya, 70 mahasiswa Kenya tewas ketika kelompok Islamis Shebab Somalia menyerbu universitas setempat.

Tragedi itu merupakan serangan paling maut yang dialami Kenya setelah pemboman Kedutaan Besar Amerika Serikat di Nairobi, pada 1998.

Menurut pejabat setempat, empat pria bersenjata sudah dibunuh setelah pasukan Kenya melakukan serangan ke gedung terakhir, tempat para pemberontak berlindung selama lebih dari 12 jam.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016