Guwahati (ANTARA News) - Pemberontak separatis membunuh 15 polisi komando serta melukai empat lainnya di India, Sabtu, dan peristiwa itu merupakan penyergapan paling berdarah dalam lima tahun terakhir di negara bagian Manipur. Para korban adalah anggota pasukan khusus anti-pemberontakan yang sedang melakukan tugas ronda di Bishenpur, sekitar 45 kilometer barat daya Imphal, ibukota negara bagian tersebut. "Mereka sedang melakukan ronda rutin dan konvoi mereka diserang dengan senjata-senjata otomatis. Para militan melakukan penyergapan dari atas bukit," kata polisi polisi A. Singh kepada AFP lewat saluran telefon dari Imphal. "Pemberontak berada dalam posisi menguntungkan dan menembaki konvoi secara membabi buta sekitar 15 sampai 20 menit dan tidak memberi kesempatan untuk membalas." Terdapat sekitar 19 kelompok pemberontak yang aktif di Manipur, negara bagian yang berbatasan dengan Myanmar, dan tuntutan mereka beragam, mulai dari dari penarikan mundur pasukan India sampai otonomi. Lebih 10 ribu orang kehilangan nyawa dalam dua dasawarsa terakhir akibat kekerasan di negara bagian terpencil itu. Serangan itu terjadi satu hari sesudah negara bagian itu melakukan pemungutan suara tahap terakhir yang sudah berlangsung dua pekan. Sedikitnya 10 orang termasuk tiga orang warga sipil, dibunuh kelompok separatis selama pemilihan. Tentara dan pasukan paramiliter melancarkan perburuan besar-besaran untuk menemukan para pelaku. "Keadaan tanah yang berbukit-bukit dan mungkin para militan sudah lari dari kawasan itu ke markas mereka," kata seorang polisi senior yang minta identitasnya tidak disebutkan. Tidak ada kelompok militan yang mengaku bertanggung jawab atas penyergapan yang terjadi di kawasan yang menjadi tempat operasi bagi sedikitnya tiga kelompok separatis. "Kecurigaan menunjuk kepada Kanglei Yawol Lanna Lup," kata seorang pejabat intelijen yang minta identitasnya tidak disebutkan. Kelompok yang didirikan 1994 itu memperjuangkan tanah air sendiri bagi kaum Meitei yang merupakan lebih dari 70 persen penduduk Manipur. Kaum militan sudah menjadikan pasukan keamanan, pedagang Narkoba, penyelundup, dan guru sebagai sasaran aksi mereka.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007