Kita hari ini dengarkan pendapat dari para petani tebu, terkait tata kelola gula nasional terutama terkait data kebutuhan impor ini berapa,"
Jakarta (ANTARA News) - Panitia Kerja Gula Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia dan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menggelar Rapat Dengar Pendapat terkait tata kelola gula nasional terutama data kebutuhan impor.

"Kita hari ini dengarkan pendapat dari para petani tebu, terkait tata kelola gula nasional terutama terkait data kebutuhan impor ini berapa," kata anggota Panja Gula, Sartono Hutomo di Kompleks Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu.

Dalam hal data kebutuhan impor tersebut, kata Sartono, harus dibuka secara terang benderang, karenanya dalam rapat hari ini, pihaknya ingin mendapatkan masukan dari para petani terkait yang terjadi di lapangan.

"Rapat hari ini akan jadi rekomendasi pada pemerintah terkait kebutuhan impor dan sektor apa yang harus ada perbaikan agar bisa meningkatkan produksi sehingga tidak tergantung impor yang terfluktuasi oleh dolar," ujar anggota Komisi VI dari Fraksi Demokrat ini.

Menurut dia, perbaikan tersebut misalnya, mulai dari tingkat petani tebu sampai dengan peran BUMN untuk mendampingi petani agar bisa menghasilkan produk yang baik dan ada peningkatan jumlah sehingga bisa mengcover kebutuhan nasional.

Jika memang harus impor, tegas Sartono, dokumen yang dipergunakan harus sesuai dengan fisik barang dan distribusinya sehingga jelas peruntukan barang impor tersebut untuk apa dan tidak terlalu mempengaruhi harga.

"Saat ini saya lihat belum detail dokumennya, sehingga sering kali terjadi rembesan-rembesan yang harusnya impor untuk industri, malah masuk ke pasaran akibatnya harga yang tidak stabil," ujarnya.

Hasil dari RDP tersebut, jelas Sartono, akan disampaikan pada Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan sebagai mitra kerja dari Komisi VI DPR RI.

"Dengan rekomendasi itu, diharapkan akan bermuara pada adanya keseimbangan dari kebutuhan impor dan tercapainya stabilitas harga gula," ujar dia.

Dari data yang dihimpun Antara, total kebutuhan konsumsi gula nasional adalah 17kg per kapita per tahun dengan rincian, kebutuhan gula kristal putih (GKP) untuk konsumsi langsung adalah 9kg per kapita per tahun atau sekitar 2,205 juta ton untuk sekitar 245 juta jiwa penduduk.

Kebutuhan gula rafinasi untuk industri menengah dan besar adalah 5kg per kapita per tahun atau sekitar 1,225 juta ton. Sedangkan kebutuhan gula untuk industri kecil atau rumahan adalah 3kg per kapita per tahun atau sekitar 735 ribu ton.

Sehingga total kebutuhan gula Indonesia per tahun adalah 17kg per kapita atau sekitar 4,165 juta ton untuk sekitar 245 juta jiwa penduduk di seluruh Indonesia.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016