Bogor (ANTARA News) - TNI AL dan IPB menggelar seminar yang membahas penguatan poros maritim Indonesa, di atas kapal KRI Banda Aceh-593, di Jakarta, Kamis.

Seminar yang dirangkum dalam acara Ocean Leaders Forum dan IPB Berlayar 2016 diikuti sekitar 300 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan mahasiswa IPB, serta tamu undangan dari universitas lain.

Hadir mengisi acara seminar yakni Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, sebagai pembicara kunci yang akan menyampaikan paparan tentang "Penguatan Poros Maritim Indonedia".

Pembicara kedua yakni Rektor IPB Prof Herry Suhadiyanto, yang menyampaikan materi tentang "Pengarustamaan Pendidikan Tinggi dan Riset Bidang Keluatan dan Kemaritiman".

Pembicara berikutnya Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristek Dikti, Dr Muhammad Dimyati, yang memaparkan tentang "Penguatan Riset dan Pengembangan Teknologi Kelautan dalam Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia.

Di sela-sela kegiatan Ocean Leaders Forum dan Seminar IPB Berlayar 2016 juga dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama (Mou) antara MRPTNI dan TNI AL yang disaksikan oleh Dirjen PRP Kemenristek Dikti dan Deputi SDA dan Kemaritiman, Bappenas.

Dalam acara tersebut, juga diisi dengan sesi panel yang dihadiri sejumlah pembicara diantaranya Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumberdaya Alam, Bappenas yang menyampaikan tentang konsep Indonesia sebagai poros maritim.

Pembicara berikutnya Ketua Senat Akademik Guru Besar IPB, yang memaparkan tentang perspektif ocean policy untuk penguatan poros maritim, dan Ketua Umum Kadin yang menyampaikan tentang peran pelaku bisnis dalam penguatan poros maritim Indonesia.

KRI Banda Aceh-593 merupakan kapal jenis landing platform dock yang dibangun dan diproduksi oleh anak bangsa yakni oleh PT PAL dan diluncurkan tahun 2010.

KRI Banda Aceh-593 dibuat dengan menggunakan konstruksi lambung ganda (double bottom) untuk memudahkan manuver, dan dilengkapi bow thruster yang berfungsi memecah gelombang.

KRI Banda Aceh-593 digunakan untuk menunjang tugas dan operasi TNI AL antara lain landing craft carrie, pendaratan pasukan, operasi amfibi, tank carrier, combat vehiccle 22 unit, tactical vehicle 13 unit, total embarkasi 507 personel.

Selain itu, operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana, serta mampu berlayar selama 30 hari secara terus menerus.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016