Beirut (ANTARA News) - Setidak-tidaknya 16 orang lagi tewas akibat kelaparan di kota terkepung Madaya, Suriah, sejak iringan bantuan memasuki kota itu awal bulan ini, kata laporan Dokter Tanpa Batas (MSF).

Beberapa lusin warga lain di kota itu "terancam tewas" karena malnutrisi akut, kata kelompok kemanusiaan tersebut memperingatkan.

Dengan kematian terakhir itu, jumlah warga dilaporkan tewas akibat kelaparan di Madaya tercatat 46 orang sejak Desember, kata MSF.

Namun, badan amal kesehatan itu mengatakan, jumlah korban sesungguhnya kemungkinan lebih tinggi.

"MSF mempunyai laporan kesehatan jelas atas 46 kematian itu sejak 1 Desember," kata MSF dalam pernyataan kepada AFP.

"Jumlah sebenarnya hampir dipastikan lebih tinggi, karena MSF mendengar laporan adanya warga yang sekarat akibat kelaparan di rumah mereka," katanya.

Madaya, di Provinsi Damaskus, berada dalam pengepungan pemerintah dan nasibnya menjadi salah satu unsur alot dalam pembicaraan perdamaian perang Suriah, yang dimulai pada Jumat, setelah ditunda.

Oposisi Suriah ingin melihat implementasi resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut diakhirinya pengepungan di negara tersebut sebelum melangkah ke negosiasi baru.

Madaya merupakan satu dari empat kota yang termasuk dalam kesepakatan langka tahun lalu, yang ditujukan untuk menghentikan pertempuran dan memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan.

Namun, meski ada kesepakatan itu, PBB dan kelompok bantuan lain hanya memiliki akses terbatas ke Madaya --selain ke kota Zabadani yang dikuasai pemberontak serta kota Fuaa dan Kafraya yang dikuasai pemerintah-- yang berada dalam kepungan oposisi.

Kondisi di Madaya dilaporkan paling parah, dengan sekitar 42 ribu warga sipil dikepung oleh pasukan pemerintah, yang menanam ranjau darat di seputar kota untuk mencegah orang-orang pergi.

Sementara pemerintah memiliki kemampuan untuk membagikan pasok bantuan lewat udara ke Fuaa dan Kafraya, oposisi tidak mempunyai kemampuan serupa, dan kelompok bantuan secara berkala mendesak akses bantuan ke empat kota itu.

Mereka juga menyerukan evakuasi warga yang menderita malnutrisi ataupun penyakit lain.

MSF mengatakan setidaknya ada 320 kasus malnutrisi di kota itu, termasuk 33 orang dengan kasus sangat parah sehingga jika tidak segera ditangani bisa meninggal.

"Ini benar-benar tidak bisa diterima, bahwa rakyat terus meninggal akibat kelaparan.Dan kasus-kasus medis yang kritis itu masih ada di kota tersebut ketika mereka seharusnya sudah dievakuasi berminggu-minggu yang lalu," kata direktur operasi MSF Brice de le Vingne.

"Pihak-pihak berseteru yang bertanggung jawab atas strategi pengepungan ini harus segera membolehkan akses medis dan kemanusiaan tanpa hambatan," katanya.

Setelah kesepakatan pada September untuk keempat kota itu, bantuan kemanusiaan telah dikirimkan, namun bantuan tidak diizinkan masuk hingga 11 Januari, setelah munculnya laporan kematian di Madaya.

Konvoi tambahan untuk bantuan pangan dan obat-obatan memasuki Madaya, Fuaa dan Kafraya pada 14 Januari, dan ke semua empat kota pada 19 Januari.

Namun, kelompok bantuan mengatakan distribusi makanan tidak mencukupi.

PBB memperkirakan sekitar 486.700 warga Suriah hidup dalam pengepungan yang diberlakukan oleh rejim, pemberontak ataupun kelompok militan IS.

Kepala badan bantuan PBB mengatakan pekan ini bahwa 75 persen permintaannya untuk mengirimkan bantuan ke Suriah tidak direspon oleh pemerintah, demikian AFP melaporkan.

(S022/B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016