Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menyatakan tren pertumbuhan industri elektronika dalam negeri masih positif, meskipun kondisinya lesu.

"Di dalam dan luar negeri terjadi penurunan permintaan alat-alat elektronika. Namun secara nilai, pertumbuhannya di Indonesia masih positif," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Haris Munandar di Jakarta, Jumat.

Kemenperin menyampaikan hal tersebut terkait beredarnya berita dua pabrik elektronika asal Jepang yakni Panasonic dan Toshiba yang dianggap menutup pabrik, padahal keduanya merestrukturisasi usaha.

Haris menyampaikan, lesunya permintaan elektronika dari dalam maupun luar negeri dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang masih lemah.

"Meskipun lesu, industri elektronika tetap tumbuh," ungkap Haris.

Menurut data Kemenperin, industri elektronika dan telematika tumbuh rata-rata 2,5 persen sejak 2012 hingga 2015.

Sementara nilai investasi industri elektronika dan telematika mencapai 6,6 miliar dollar AS pada 2015, di mana angka tersebut naik dibanding 2014 yang mencapai 5,9 miliar dollar AS.

Peningkatan tersebut berasal dari kontribusi besar produk elektronika konsumsi sebesar 2,4 miliar dollar AS, disusul produk telematika sebesar 5,5 juta dollar AS dan produk komponen sebesar 3,6 miliar dollar AS.

Di sisi lain, tenaga kerja di sektor ini juga bertambah sebanyak 499 orang pada 2015 atau naik dibandingkan tahun sebelumnya yang angkanya 488 orang.

Dengan kondisi demikian, Haris optimistis investasi maupun pertumbuhan industri elektronika di dalam negeri akan terus tumbuh.

"Pasar kita menjanjikan, negara juga aman. Pasti investasi akan datang," pungkasnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016