"Tantangan terbesar pemimpin harus komitmen dan konsisten, serta disiplin. Karena melakukan transformasi digital harus merubah kultur perusahaan," kata dia, di Jakarta, Selasa.
"Strong leadership dan strong management. Harus mulai dari pemimpin, top down, dari atas ke bawah," sambung dia.
Dengan mentransformasikan diri menjadi perusahaan digital, menurut Rachmat, perusahaan dapat menciptakan sebuah bisnis baru.
Untuk menemukan bisnis baru, Rachmat mengatakan, perusahaan harus mengidentifikasi terlebih dahulu apa yang dapat menjadi pembeda dari kompetitor.
Setelah itu, mentransformasikan strategi bisnisnya menggunakan empat teknologi yakni sosial media, big data, cloud dan mobility, yang menjadi faktor utama dalam transformasi digital sebuah perusahaan.
Lebih lanjut Rachmat melihat transformasi digital perusahaan di Indonesia sudah mulai berjalan dan mendapat penerimaan yang baik.
Dari keempat teknologi yang menjadi kunci dalam transformasi digital, menurut Rachmat, mobility menjadi teknologi yang paling banyak diadopsi sebuah perusahaan melalui aplikasi di smartphone.
Meski demikian, kedepannya, Rachmat melihat akan banyak industri yang memanfaatkan teknologi big data.
"Telko saya kira industri pertama yang bisa menggunakan big data analytic. Kemudian industri keuangan dan perbankan, serta pemerintah," ujar Rachmat.
"Industri kesehatan belum matang untuk 1 atau dua tahun ini, mungkin 5 tahun ke depan," tambah dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
