Miami (ANTARA News) - Pertemuan badan sepak bola Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Karibia (CONCACAF) berakhir pada Jumat, di mana belum ada keputusan mengenai siapa yang akan didukung federasi itu pada pemilihan presiden FIFA mendatang, kata seorang pejabat senior.

Setelah dua hari pertemuan yang mencakup presentasi empat dari lima calon presiden FIFA, deputi sekretaris jendral CONCACAF Juergen Mainka mengatakan badan itu belum memutuskan apakah federasi akan memberikan dukungan kepada satu kandidat tertentu.

Bagaimanapun Mainka memberikan peluang bahwa CONCACAF akan memberikan dukungan khusus kepada seorang calon, dengan mengatakan hal itu akan didiskusikan pada pertemuan di Zurich pada malam sebelum pemungutan suara 26 Februari.

"Itu tidak tersentuh sepanjang agenda, kami memiliki kongres luar biasa sehari sebelum pemilihan FIFA, sesuatu dapat terjadi di sana, namun saya tidak merahasiakannya," kata Mainka kepada para pewarta.

Eksekutif UEFA Gianni Infantino dan ketua Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Sheikh Salman bin Ebrahim Al-Khalifa disebut-sebut sebagai dua kandidat terkuat pada pemilihan presiden FIFA, di mana calon lain adalah Pangeran Ali bin Al Hussein asal Yordania, Tokyo Sexwale asal Afrika Selatan, dan Jerome Champagne asal Prancis.

Semua calon kecuali Sexwale telah memberikan presentasi kepada para pejabat CONCACAF pada Kamis di Miami.

CONCACAF berada di jantung skandal korupsi global sepak bola, di mana mantan presiden Jeffrey Webb dan suksesornya Alfredo Hawit keduanya ditahan pada tahun lalu dalam penyergapan yang terpisah di Swiss yang dipicu oleh penyelidikan yang dipimpin AS.

Pendahulu Webb sebagai ketua CONCACAF Jack Warner juga didakwa pada investigasi dan menentang ekstradisi ke AS dari kampung halamannya Trinidad.

Pada pernyataannya kepada para delegasi CONCACAF di Miami pada Kamis, Pangeran Ali mengatakan regional semestinya tidak disalahkan untuk tindakan para pemimpinnya.

"Konfederasi Anda bukan penyebab masalah-masalah FIFA," kata Pangeran Ali.

"Itu merupakan korban masalah-masalah FIFA. Kegagalan kepemimpinan di puncak FIFA telah memberikan nada untuk keseluruhan organisasi."

Lahan perang sangat penting

CONCACAF mewakili 35 dari 209 suara yang akan diperebutkan pada pemilihan presiden FIFA, membuat benua itu berpotensi menjadi lahan peran yang sangat penting dalam persaingan untuk menggantikan presiden Sepp Blatter.

Sheikh Salman kelihatannya akan mendapatkan dukungan dari Asia, dan Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) juga telah menyampaikan rencananya untuk mendukung ofisial asal Bahrain itu.

Ditotal, Asia dan Afrika memiliki 100 suara pada pemilihan presiden FIFA. Sementara itu, Infantino diperkirakan akan mendapat dukungan dari 53 anggota Eropa dan juga telah mengamankan dukungan dari badan sepak bola Amerika Selatan CONMEBOL (sepuluh suara) dan grup regional di Amerika Tengah UNCAF (tujuh suara).

Pemimpin persatuan sepak bola Karibia -- yang memiliki 25 suara dari total 35 suara CONCACAF -- mengatakan pada Jumat bahwa kubunya belum menentukan untuk mendukung siapa pada pemilihan.

"Tidak, kami belum memilih, kami harus mendengar dan kami mendengarkan semua kandidat dan kami akhirnya akan mendiskusikannya di antara anggota-anggota kami, mengenai siapa sebenarnya yang akan kami dukung dalam beberapa pekan mendatang," kata presiden CFU Gordon Derrick.

Jika seorang kandidat calon presiden FIFA mengamankan dua pertiga mayoritas suara pada putaran pertama, mereka akan memenangi proses pemilihan.

Jika tidak, pemungutan suara akan dilanjutkan ke putaran kedua di mana suara mayoritas akan menjadi pemenang. Demikian laporan AFP.

(Uu.H-RF/A016)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016