Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani akan memaparkan Daftar Negatif Investasi (DNI) yang baru ke investor Amerika Serikat saat mengunjungi San Francisco.

"Dalam DNI baru, sektor-sektor unggulan yakni perfilman, e-commerce, market place dan farmasi akan menjadi daya tarik utama untuk menarik minat investasi investor Amerika Serikat," kata Franky, yang mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke Amerika Serikat, dalam siaran pers BKPM.

Franky mengatakan selama ini investasi dari negeri Paman Sam ke Indonesia masih didominasi sektor pertambangan dan BKPM akan fokus berusaha mendorong diversifikasi investasi dari negeri itu.

Ia menambahkan perusahaan-perusahaan film ternama Amerika Serikat telah menyampaikan minat untuk melakukan ekspansi usaha di Indonesia.

"Bidang usaha perfilman terbuka 100 persen mulai dari sektor produksi, distribusi dan pertunjukan film. Tujuan utama pemerintah adalah menumbuhkembangkan pemain-pemain usaha baru di bidang ini," katanya.

Menurut dia, sektor perdagangan elektronik yang sedang berkembang di Indonesia juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para penanam modal asing.

"Bidang usaha yang terkait e-commerce yang sebelumnya diperuntukkan penanaman modal dalam negeri 100 persen, kini dapat 100 persen asing dengan syarat bermitra dengan UMKM," jelasnya.

Ia menjelaskan pula bahwa di bidang usaha Penyelenggara Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan iklan baris pengaturannya 49 persen asing untuk nilai investasi sama dengan atau di bawah Rp100 miliar dan terbuka 100 persen bagi asing untuk investasi dengan nilai di atas Rp100 miliar.

Sektor farmasi dan bahan baku obat, ia menjelaskan, sekarang 100 persen terbuka untuk asing.

"Perubahan ini selain akan meningkatkan investasi di bidang farmasi bahan baku obat, juga diharapkan akan mendorong investasi di bidang farmasi lainnya yaitu, industri farmasi obat jadi karena pelaku industri obat jadi memiliki pilihan bahan baku dengan harga yang lebih rendah dan mengurangi impor bahan baku untuk industri obat jadi," katanya.

Amerika Serikat tergolong negara prioritas dalam pemasaran investasi.

Berdasarkan data BKPM pada 2015, nilai realisasi investasi Amerika Serikat di Indonesia mencapai 893 juta dolar AS yang terdiri atas 261 proyek, kebanyakan di sektor pertambangan.

Sementara komitmen investasi yang masuk nilainya 4,8 miliar dolar AS dan terdiri atas 76 proyek.

"BKPM akan terus mengawal minat-minat investasi dari AS ini untuk segera direalisasikan," kata Franky.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016