Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian memprioritaskan hilirisasi empat kelompok mineral logam tahun ini, seperti besi baja, tembaga, alumunium dan nikel.

"Kami akan menyusun rencana aksinya secara detil, yang akan tertuang dalam sebuah peta jalan atau roadmap hilirisasi industri," kata Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat merujuk pada hasil Rapat Kerja Kemenperin selama dua hari di Jakarta, Rabu.

Menurut Syarif, pembangunan industri berbasis sumber daya alam bergantung pada beberapa sektor, antara lain sektor transportasi, konstruksi bangunan, permesinan, infrastruktur, energi, listrik, alat kesehatan dan elektronik.

Untuk itu, hasil raker yang bertema "Hilirisasi Pembangunan Industri Berbasis Sumber Daya Alam" tersebut akan dirangkum dan dirumuskan sebelum ditetapkan menjadi roadmap.

"Tim perumus Kemenperin akan menyempurnakan kembali berbagai dokumen dan data yang dibutuhkan, kemudian dibahas secara spesifik rencana aksinya," ujar Syarif.

Kendati masih terbentur beberapa kendala, Syarif mengatakan hilirisasi industri sudah mulai dilakukan, misalnya pembangunan pabrik di Morowali, Halmahera dan diversifikasi produk yang dilakukan Inalum.

Salah satu kendala, lanjut Syarif, adalah harga gas untuk industri yang belum mencapai harga yang terjangkau, sehingga belum mampu mendongkrak daya saing industri yang melakukan hilirisasi.

Ia menyampaikan, Kemenperin akan meluncurkan dokumen resmi berupa roadmap hilirisasi tersebut sesegera mungkin, sehingga target hilirisasi semakin terarah.

"Kami akan menjual ide-ide ini kepada pihak investor, pemerintah memfasilitasi. Dengan adanya paket kebijakan deregulasi ditambah dibukanya Daftar Negatif Investasi, tentunya kami harapkan investasi asing maupun domestik akan masuk," ungkap Syarif.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016