Jakarta (ANTARA News) - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyatakan produksi film generasi baru Si Unyil akan memberikan efek yang positif pada perkembangan bisnis sektor kreatif.

"Dengan produksi film animasi Si Unyil ini yang akan diluncurkan pada 17 Agustus 2016, akan memberikan efek yang positif pada perkembangan bisnis sektor kreatif," kata Wakil kepala Bekraf, Ricky Josep Pesik di Kompleks Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.

Pihak Bekraf menyatakan Si Unyil yang berformat animasi tersebut, akan memberikan efek positif bukan hanya bagi bisnis animasi saja, namun juga sektor bisnis yang berbasis Informasi dan Teknologi.

"Bekraf memandang bukan hanya sektor animasi bisnis animasi saja yang diuntungkan, tapi juga mencakup sektor bisnis konten yang berbasis IT," ujarnya.

Hal tersebut juga, kata dia, didukung dengan dibukanya peluang investasi di bidang perfilman melalui kebijakan ekonomi ke X dengan direvisinya Daftar Negatif Investasi (DNI) maka akan membuat jumlah tayang dan layar tayang film akan meningkat.

"DNI perfilman akan meningkatkan jumlah tayang apalagi mengikuti UU perfilman harus diisi konten-konten yang banyak dan ini efeknya ke animasi. Ke depannya peluang ini akan jadi industri dan melahirkan produser film animasi yang besar," kata dia.

Ricky mengatakan pihak Bekraf berkeinginan untuk mengembangkan potensi bisnis film di Indonesia dengan menciptakan potensi baru ekonomi kreatif yang berbasis Informasi dan Teknologi. Sehingga, dia mengungkapkan pihaknya akan sering berkoordinasi dengan Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia (Ainaki).

"Kita ingin semua industri ekonomi kreatif bisa berbasis IT, Kontribusi animasi masih kecil atau lima persen di Industri kreatif. Kami mencoba mendorong agar lebih besar," kata dia.

Di lokasi yang sama, Direktur Utama Perum Perusahaan Film Negara (PFN) Sehlvy Arifin mengatakan pihaknya selaku pelopor terus berjuang meluncurkan serial anak "Si Unyil" pada tahun ini. Berbagai kendala pun dihadapi mulai dari keterbatasan biaya hingga proses produksi desain karakter animasi yang cukup rumit.

"Tantangannya, ada Kesulitan mencoba desain bentuk boneka karakter Animasi, kemudian funding tantangan funding yaitu perlu biaya tinggi. Alhamdullilah telkom sudah mau bantu di musim pertama, telkom bantu Rp500 sampai 600 juta per episode atau sebanyak 13 episode, untuk satu season," kata dia.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016