Anggota DPR RI Fadly Nurzal
Tanjungbalai, Sumut (ANTARA News) - Anggota DPR RI Fadly Nurzal menyosialisasikan empat konsensus berbangsa dan bernegara kepada pelajar MTs Alwasliyah Sei Dengki di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, kemarin.

Politisi Partai Persatuan Pembangunan itu mengatakan, Indonesia memiliki empat konsensus kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Saat ini, ancaman gerakan radikal serta penghancuran kultur budaya melalui derasnya era globalisasi semakain gencar, sehingga mengancam terjadinya degradasi moral di kalangan generasi muda.

Menurut Fadly, banyak sendi kehidupan yang telah disusupi segala bentuk yang tidak sesuai dengan empat konsensus berbangsa milik Indonesia tersebut.

Beberapa diantaranya seperti organis Gafatar, Lesbian-Gay-Biseksual-Transgender (LGBT), narkoba, pergaulan bebas, aliran sesat, budaya barat, dan dekadensi moral.

"Semuanya itu telah melanggar norma kehidupan di Indonesia dan menabrak nilai-nilai empat konsensus kebangsaan," katanya.

Fadly mengimbau, agar generasi muda dan kalangan pelajar menjadikan empat konsensus yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai filter, terutama untuk menyaring masuknya faham yang bisa mengancam keutuhan NKRI.

Hal itu karena Pancasila merupakan dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Karenanya, empat pilar tersebut harus digelorakan guna membentengi diri generasi penerus bangsa dari berbagai pengaruh buruk yang belakangan ini terjadi dalam kehidupan dan lingkungan masyarakat.

Para siswa-siswi diharapkan bisa memahami dan menerapkan empat konsensus ke dalam kehidupan sehari-hari.

"Generasi penerus bangsa hendaknya memiliki wawasan kebangsaan, berkarakter, etika moral budaya, dan rasa kebangsaan," kata Fadly Nurzal.

Hadir dalam sosialisasi tersebut Wakil Ketua DPW PPP Sumut Jafaruddin Harahap, Ketua dan sekretaris DPC PPP Tanjungbalai Muhammad Yusuf dan Zulkifli Siahaan, Kepala MTs Al Wasliyah Sei Dengki Nurul Asiyah, Kemenag, tokoh agama serta tokoh masyarakat kota setempat.

Pewarta: Yan Aswika
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016