Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai Indonesia harus memiliki bank syariah berskala besar agar dapat menampung dana-dana berjumlah besar untuk dimaanfaatkan dalam mendorong pembiayaan dan pertumbuhan ekonomi.

"Harus ada bank syariah besar, ya bank BUMN. Kalau bank masih kecil, susah terima dana yang besar-besar," kata Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK Ahmad Buchori pada jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Namun pemerintah, melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), malah memastikan rencana penyatuan bank-bank BUMN syariah batal dengan lebih memilih opsi mencari mitra strategis.

Keempat bank BUMN syariah yang ditugaskan mencari mitra strategis itu, antara lain BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri (BSM), dan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN,

"Caranya (konsolidasi) terserah Kementerian BUMN, mau dimerjer atau cari strategic investor. Yang penting bisa meningkatkan skala bank syariah," ujar Buchori.

Berdasarkan data OJK, pangsa pasar perbankan syariah terhadap total pasar perbankan nasional baru 4,87 persen pada akhir 2015 atau di bawah target minimal 5 persen.

Buchori menambahkan, OJK akan terus menerus menyempurnakan pengaturan dan pengawasan perbankan, khususnya industri keuangan syariah.

Menurut dia, OJK akan senantiasa mengakomodasi kebutuhan industri namun tetap dengan memegang prinsip kehati-hatian.


Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016