Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I Bidang Luar Negeri DPR RI Ahmad Zainuddin mengatakan Indonesia harus menjadi pelopor pembebasan Palestina di level internasional seperti dalam Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Konferensi Islam (OKI) tentang Palestina awal Maret.

"Indonesia harus jadi pelopor pembebasan Palestina," kata Zainuddin lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan peran Indonesia dalam masalah Palestina harus lebih besar lagi di tingkat diplomasi Internasional.

"Bahkan Indonesia harus membuktikan dirinya sebagai negara Muslim terbesar di dunia, menjadi pelopor bagi pembebasan Palestina," katanya.

Identitas sebagai negara muslim terbesar, lanjut Wakil Ketua F-PKS MPR RI ini, jangan sebatas ucapan saja tapi perlu komitmen untuk mewujudkannya.

Tanah Palestina, lanjut dia, terus tergusur dan warganya kian terusir akibat penjajahan Israel hingga hari ini.

Sementara itu, Zainuddin mengapresiasi sejumlah kemajuan dukungan Indonesia dalam aspek kemanusiaan dan HAM di Palestina, seperti kerja sama pelatihan dan pendidikan bagi pemuda Palestina, pendirian Rumah Sakit Indonesia di Gaza, pengiriman bantuan logistik untuk warga Palestina hingga dibentuknya
konsul kehormatan RI di Ramallah.

"Namun yang kita lihat, diplomasi Indonesia masih sebatas diplomasi kemanusiaan bahkan cenderung netral. Diplomasi politik Indonesia dan OKI harus tegas berpihak pada Palestina. Lobi OKI dan dunia untuk menyeret
Israel ke Mahkamah Internasional atau membuat peta jalan pembebasan Palestina misalnya," kata Zainuddin.

Bagi OKI, dia berharap agar organisasi keagamaan lintas negara Muslim ini dapat lebih serius membela dan membebaskan Palestina hingga menjadi negara merdeka dan berdaulat, serta mendesak Israel untuk mengembalikan tanah Palestina yang dicaploknya sejak tahun 1948.

"Presiden Jokowi harus mampu mendesak OKI dan menjadi pelopor pembebasan Palestina. Indonesia harus menjadi inisiator road map pembebasan Palestina," kata dia.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016