Jakarta (ANTARA News) - Industri pariwisata Singapura turut terkena dampak pelemahan ekonomi global yang terjadi pada tahun 2015 dengan penurunan penerimaan sektor pariwisata menurun 6,8 persen menjadi 22 miliar dolar Singapura pada tahun 2015.

Padahal, kedatangan pengunjung ke negara tersebut tahun lalu tumbuh 0,9 persen menjadi 15,2 juta. Terjadinya peningkatan data pengunjung namun penurunan pemasukan tersebut dikarenakan penurunan jumlah kedatangan jumlah pengunjung untuk bisnis wisata (Business Travellers and Meetings, Incentives, Conventions & Exhibitions/BTMICE2) dan pengeluaran belanja.

"Penurunan pengunjung dan belanja BTMICE yang disebabkan oleh pemangkasan anggaran perusahaan pada biaya perjalanan dan wisata berdampak signifikan terhadap pendapatan sektor pariwisata kami, mengingat rata-rata pengunjung untuk BTMICE menghabiskan dua kali lebih banyak dibandingkan rata-rata pengunjung untuk hiburan," kata Chief Executive Singapore Tourism Board (STB), Lionel Yeo, di Jakarta, Selasa.

Menurut Lionel, hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketidakpastian prospek ekonomi global dan mata uang yang melemah di beberapa pasar utama Singapura pada 2015.

Meskipun demikian, lanjutnya, terjadinya peningkatan kedatangan pengunjung sejak Mei 2015 mendorong pertumbuhan positif untuk keseluruhan tahun 2015. 

"Secara khusus, tercatat juga bahwa terjadi pertumbuhan pengunjung untuk rekreasi sebesar 2 persen pada 2015, yang membantu mengimbangi penurunan kedatangan pengunjung untuk BTMICE. Ini menunjukkan bahwa Singapura masih tetap menarik sebagai tujuan rekreasi," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, ia mengungkapkan pertumbuhan pasar terbesar untuk pendapatan pariwisata 2015 adalah Jepang (+6 persen) dan Britania Raya (+4 persen). Sedangkan penurunan pendapatan pariwisata yang paling dirasakan adalah Indonesia (-21 persen), Australia (-10 persen) dan Malaysia (-26 persen).
Untuk kedatangan pengunjung internasional antara lain China (+22 persen), India (+7 persen), Korea Selatan (+ 7 persen) dan Taiwan (+ 12 persen). Penurunan terbesar adalah dari pasar Indonesia (-10 persen), Malaysia (-5 persen), Australia (-3 persen) dan Jepang (-4 persen).

Meskipun terjadi penurunan dari kunjungan masyarakat Indonesia, namun jumlah pengunjung dari Indonesia masih paling tinggi dari negara lain yakni 2,7 juta pada tahun 2015.

Untuk 2016, STB memperkirakan pendapatan dari sektor pariwisata berada di kisaran 22 dolar AS sampai 22,4 miliar dolar AS (0-2 persen) dan jumlah kedatangan pengunjung internasional di kisaran 15,2-15,7 juta (0-3 persen).


Pewarta: Monalisa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016