Nusa Dua (ANTARANews) - Pabrik derivat atau turunan gumrosin dan terpentin pertama di Indonesia milik Perum Perhutani segera beroperasi akhir bulan ini untuk memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional dan meningkatkan daya saing di pasar internasional.

"Akhir bulan ini (Maret) pabrik derivat atau turunan gumrosin dari getah pinus akan beroperasi," kata Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar di sela-sela pertemuan bisnis dengan para pembeli internasional, di Nusa Dua, Bali, Kamis. 

Ia mengatakan selama pihaknya hanya memproduksi gumrosin dengan kapasitas produksi sekitar 63 ribu ton per tahun. 

Dari jumlah produksi sebanyak itu lebih dari 80 persen atau 55 ribu ton diekspor ke 208 perusahaan asing dari 38 negara, dan hanya 8.000 ton dipasok ke dalam negeri. 

"Pada umumnya pembeli internasional merupakan produsen atau manufaktur penghasil produk derivat gumrosin," ujar Mustoha. 

Namun, seiring dengan penggalakan kebijakan pemerintah untuk melakukan hilirisasi dan memberi nilai tambah bagi pengembangan industri nasional, pihak sejak tiga tahun lalu mulai membangun pabrik turunan gumrosin dan terpentin. Pabrik tersebut menyerap tenaga kerja hingga 1.650 orang.

"Perhutani Pine Chemical Industri (PPCI) berada di Pemalang, Jawa Tengah, dan menjadi satu-satunya pabrik turunan gumrosin terpentin di Indonesia," kata Mustoha.

Perhutani, lanjut dia, melakukan investasi hingga Rp208,7 miliar untuk membangun pabrik yang mampu menyerap 25 ribu ton getah pinus, untuk menghasilkan tidak hanya terpentin dan gumrosin (17,5 persen) tetapi juga produk turunannya berupa alphapinene, bethapinene, d-limolen, d-carene, serta produk glycerol dan rosin ester. 

"Kebutuhan pasar internasional untuk derivat gumrosin dan terpentin ini seperti alphapinene dan bethapinene sangat besar mencapai 600.000 ton per tahun, dan di dalam negeri kebutuhannya mencapai 19 ribu ton," ujar Mustoha. 

Untuk menghasilkan gumrosin dan terpentin, serta turunannya, Perhutani akan menyadap getah dari 37.288.068 pohon pinus yang tumbuh di atas lahan seluas 177.959 hektare, dan ditargetkan mampu menghasilkan getah pinus sebanyak 95.760 ton pada 2016.

Gumrosin dan terpentin adalah produk hasil hutan non-kayu dari getah pohon pinus. Perhutani memiliki delapan pabrik pengolahan getah pinus. 

Kedua komoditas tersebut dan turunannya merupakan zat perekat yang dibutuhkan oleh industri karet/ban, minuman, tinta, permen karet, dan lain-lain. 

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016