Jakarta (ANTARA News) - Duet Sting dan Chris Botti menutup pagelaran Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2016 pada Minggu malam.

Kursi penonton tak penuh seperti saat kedua peraih penghargaan Grammy itu tampil di Java Jazz 2016 edisi Sabtu (5/3), tapi pada pertunjukan kali ini musisi seperti Eric Benet dan David Foster ada di antara penonton.

Mereka ada di bangku barisan depan. Eric Benet hampir tidak pernah duduk saat menikmati penampilan memukau kedua musisi, sementara David Foster memilih sambil duduk sambil ikut bernyanyi.

Kolaborasi Sting dan Chris Botti beserta band pengiring mereka seperti menyihir penonton malam itu, bahkan meski urutan lagu-lagu yang mereka mainkan tidak tak berubah dari penampilan sebelumnya.

Selama sekitar satu jam, Chris Botti mengambil alih panggung lebih dahulu sebelum Sting yang memiliki nama asli Gordon Matthew Thomas Sumner tampil.

Sambil memainkan terompetnya, Chris Botti berinteraksi dengan penonton.

Di tengah lagu "The Very Thought of You", komponis asal Amerika Serikat itu turun ke tengah penonton, yang menyambutnya dengan teriakan.Dia bahkan sempat "merayu" seorang penonton perempuan dengan alunan indah nada terompetnya.

Sting memasuki panggung sambil membawa bass kemudian, dengan iringan intro lagu "If I Ever Lose My Faith In You" miliknya.

Penonton yang sebelumnya duduk manis pun langsung menghambur ke pinggir panggung dan ikut bernyanyi bersama penyanyi 64 tahun asal Inggris itu.

Dengan balutan kemeja serta blazer hitam senada dengan celana jin-nya, Sting menambah energi para penonton yang belum berhenti bergoyang dengan lagunya bersama The Police yang berjudul "Every Little Things She Does Is Magic".

Setelah memberi panggung sepenuhnya pada Sting, Chris Botti mengiringinya pada lagu "Seven Days", salah satu produk kolaborasi kedua musisi itu.

Kekompakan keduanya semakin terasa ketika membawakan lagu "Moon Over Bourbon Street" dan "In The Wee Small Hours of The Morning" milik Frank Sinatra, saat lengkingan terompet Chris Botti menyusup di tengah nyanyian Sting.

Sting kembali menguasai panggung dan mengisinya dengan lagu-lagu hit miliknya maupun The Police seperti "Fields of God", "Shape of My Heart", "Message In a Bottle", "Roxanne", "Ain't No Sunshine", "When The World Is Running Down", dan "Desert Love".

Setelah itu Chris Botti dan band pengiringnya kembali tampil. Tanpa diduga, ia mengundang penyanyi R'n B asal Amerika Serikat Eric Benet yang selama konser setia menonton di barisan depan ikut membawakan "Let's Stay Together".

Kemeriahan malam itu kemudian ditutup dengan manis dengan duet Sting dan Chris Botti membawakan "Fragile", yang sekaligus menutup kemeriahan Java Jazz 2016.


Java Jazz ke-12

Java Jazz kali ini merupakan yang ke-12 sejak penyelenggaraan pertama pada bulan Maret 2005 oleh Java Festival Production milik Peter F. Gontha.

Ratusan penampil hadir setiap hari selama tiga hari festival musik jazz terbesar di Asia Tenggara itu. Hujan yang sempat mengguyur deras di hari terakhir pun tak memupus semangat penonton.

Puluhan penonton tetap bertahan bahkan bergoyang di bawah guyuran hujan saat menikmati penampilan White Shoes and The Couples Company yang berkolaborasi dengan Sentimental Moods.

Untuk menggelar Java Jazz, yang tahun ini bertema Toraja, penyelenggara harus berjuang ekstra karena kekhawatiran sejumlah artis akan keamanan Jakarta setelah teror bom 14 Januari di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

"Tantangannya adalah membuktikan bahwa Indonesia aman," kata Dewi Gontha, Presiden Direktur Java Festival Production yang juga putri dari Peter Gontha.

Dewi mengaku sampai harus menghadap Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli untuk meminta dukungan keamanan.

Sting merupakan salah satu musisi yang mengkhawatirkan keamanan di Indonesia. Ia sempat dikabarkan batal hadir di Java Jazz.

Peter Gontha pun mengaku meminta bantuan dari Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake untuk meyakinkan artis-artis di sana.

"Dubes Amerika sendiri telepon artis-artis kalau Indonesia aman," ujar Peter.

"Saya juga ungkapkan pada mereka, kalau takut ke Indonesia, lihat Amerika sering ada penembakan," tambah dia.

Festival Java Jazz 2016 akhirnya sukses dan menjadi hiburan yang dinanti para pecinta jazz Indonesia maupun negara tetangga seperti tahun-tahun sebelumnya.


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016