Tanjung Pandan, Belitung (ANTARA News) - Senin pagi, 7 Maret 2016, Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin penuh sesak oleh pendatang. Turun dari pesawat, orang-orang harus mengantre panjang untuk ambil bagasi lalu dengan tertib membentuk barisan lagi keluar bandara.

Di depan bandara, para penjemput tamu sudah berjubel mengangkat papan nama sang tamu yang hendak dijemputnya. Para penumpang tak kalah sibuknya mencari namanya pada papan.

"Tamu sudah mulai mengalir sejak pagi tadi. Belitung mulai kedatangan tamu mulai hari ini. Ini semua karena GMT pasti," kata Lili Suryanti (27) sang penunjuk perjalanan di Tanjung Pandan pada Senin (7/3).

Menurut perkiraan Lili, para tamu akan terus berdatangan bahkan sampai H-1 gerhana matahari total (GMT). Sepanjang jalan menuju hotel, Kabupaten Belitung Barat tampak asri dan bersih, umbul-umbul selamat datang terpampamg di sisi-sisi jalan. Daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pun sudah ada di mana-mana.

Budi Swasta, Lurah Parit Kecamatan Tanjung Pandan mengaku memang sudah menggerakan warganya untuk bekerja bakti bersih-bersih desa menyambut para tamu.

"Kalau daerah kami cuma jadi daerah pendukung saja, ramai-ramainya di kelurahan sebelah nanti. Tapi, sudah sejak awal bulan lalu saya menggerakkan warga untuk kerja bakti, memperindah desa dengan umbul-umbul," kata Budi.

Kurang lebih 6.000-an penduduk di wilayah Parit, menurut Budi sudah sangat menanti-nanti menyaksikan GMT Rabu (9/3) nanti.

Selain itu, Budi juga membantu sosialisasi terkait cara aman mengamati GMT, salah satunya dengan menggunakan kaca mata filter matahari.

Sementara itu, membludaknya wisatawan baik asing maupun dalam negeri ke Belitung juga membuat kedai-kedai makanan dan kopi di Kota Tanjung Pandan cukup sibuk. Kedai Mie Atep misalnya, sejak pagi sudah dikerumuni para wisatawan yang penasaran mencicipi lezatnya hidangan khas Belitung itu.

Sekitar pukul 08.00 WIB, para pengunjung yang rata-rata belum sempat sarapan di rumah sudah mengantre makan di depan kedai Mie Atep.

"Belum ke Belitung rasanya kalau belum makan mie ini katanya. Lagian kalau dibanding tempat yang lain, Mie Atep ini mie-nya menurut saya lebih lembut. Hari ini penuh sekali kedai ini, biasanya ramai tapi tak seramai ini juga," kata Lili.

Sementara itu, pemilik kedai Gangan Sari, sop ikan khas di Jalan Irian, Martha Sari Bulan (45) mengaku sudah mengantisipasi akan banyaknya tamu yang datang saat GMT.

"Saya sudah prediksi akan banyak tamu jelang GMT, mungkin sampai GMT nanti juga akan penuh makanya kami menyiapkan porsi lebih. Kalau biasanya sehari habis 15 kilo gram kakap merah, ya hari-hari ini siap-siap dilebihin," kata Sari yang sudah membuka usahanya sejak 2009 itu.

Bahkan, pengrajin oleh-oleh ketam isi, Yuliana (50) mengatakan dia kebanjiran pesanan jelang GMT.

"Biasanya orderan cuma sehari hanya 200 biji, tapi kita kemarin bikin sampai 2.000-an. Kami mengerjakannya sampai begadang-begadang," kata Yuliana yang dibantu oleh empat karyawan dalam memproduksi ketam isi yang merupakan panganan berupa gorengan daging rajungan yang dicampur telur dan daun bawang.

Festival GMT Festival GMT dipusatkan di Pantai Tanjung Kelayang, Kecamatan Sijuk dan akan dimulai hari Senin (7/3) pukul 18.00-23.00 WIB dengan berbagai atraksi seni dan budaya antara lain Tari Selamat Datang, tarian Kolosal Gerhana Matahari oleh 100 penari Belitung, Tari Lesong Panjang dan lain-lain.

Hari kedua, Selasa (8/3), acara berlangsung pukul 19.30 WIB hingga 22.45 WIB. Hiburan yang akan ditampilkan antara lain Tari Sepen, Tarian Kolosal 100 Penari Belitung, musik jazz, dan ditutup dengan pesta kembang api.

Puncak acara pada Rabu (9/3) dimulai pada pukul 06.00 WIB dan berakhir pada 11.00 WIB dengan menghadirkan penampilan Tari Gajah Manunggang, atraksi beripat, barongsai, dan kolosal Tari Pendulang Timah.

Hotel dan penerbangan penuh Penyedia jasa perjalanan dan tur, Dwidayatour menyebutkan antusiasme pelancong untuk berkunjung ke Belitung saat GMT sangat tinggi sehingga kapasitas paket yang dimiliki terbatas.

"Penerbangan menuju Belitung menjelang GMT rata-rata sudah penuh sehingga paket perjalanan yang ditawarkan terpaksa lebih sedikit. Kalau hari biasa paket dua orang pun kami berangkat, sampai tak terhingga. Data paket wisata domestik Dwidayatour khusus GMT Belitung sebanyak 30 pax. Kalau untuk Ternate 8 pax. Permintaan sih banyak tapi kita cuma 'handle' segitu, karena alokasi tiket dan lain-lain ya cuma segitu dapatnya. Kita kemarin terpaksa tutup pemesanan sekitar tanggal 27 Februari karena ada pembatasan 'allotment'," kata staf hubungan masyarakat Dwidayatour, Yulia Rachmawati.

Sementara, Yulia menuturkan, untuk wisatawan mancanegara, Dwidayatour menangani sekitar 175 pax untuk ke menyaksikan GMT ke Ternate. "Kebanyakan wisatawan yang ikut tur GMT kali ini usianya masih muda-muda, sekitar 30-an tahun. Kebanyakan mereka adalah teman-teman yang janjian wisata bareng," katanya.

Lebih lanjut Yulia mengatakan tren pariwisata tematik memang semakin diminati dari tahun ke tahun. "Dulu sejak ada paket Cap Go Meh ke Singkawang, pax selalu naik dari tahun ke tahun. Kejadian alam, dan festival-featival seperti ini bikin orang lenih tertarik," katanya.

Hunian di beberapa hotel dan penginapan di Belitung pun sudah penuh. Lurah Parit Budi Swasta menyebut hotel dan penginapan di wilayahnya seperti Grahatika, Golden Tulip, Hotel Billiton dan penginapan Halika sudah penuh oleh wisatawan.

Gerhana matahari total di Belitung akan dimulai sekitar pukul 06.20 WIB dengan durasi sekitar 2 menit 10 detik.

Oleh Oleh Ida Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016