Depok (ANTARA News) - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok, Jawa Barat, memperkirakan dalam kurun waktu lima tahun mendatang kemacetan di wilayah tersebut akan semakin parah.

"Jika tak ditangani dari sekarang masalah kemacetan tersebut maka mobil sudah tidak dapat berjalan lagi," kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Depok Edi Suherman di Depok, Kamis.

Saat ini tingkat volume kendaraan dibandingkan kapasitas jalan di Kota Depok sudah berada di titik 0,8 dan akan berada di titik 0 pada 2021 jika tidak ada penanganan secara serius.

Ia mengatakan diperkirakan bila tidak ada peningkatan jalan yang maksimal, Depok bisa berada pada titik 0 (nol), artinya kendaraan tidak bisa berjalan karena volume kendaraan yang sudah terlalu banyak dengan kapasitas jalan yang tidak bertambah.

"Kendaraan akan stuck, tidak bisa jalan bila tidak ada solusi untuk masalah ini," ujarnya.

Edi mengatakan tingkat pertumbuhan jalan di Kota Depok hanya 0,7 persen sedangkan tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor sembilan persen.

Sehingga perlu ada perubahan kebijakan untuk mengatasi masalah kemacetan selain penambahan volume dan peningkatan jalan baru.

Jumlah sepeda motor di Kota Depok terus meningkat yaitu pada tahun 2010 terdapat 613.487 unit dan melonjak hingga 817.850 pada tahun 2014.

Untuk mobil pribadi pada tahun 2010 sebanyak 87.503 unit menjadi 155.510 unit pada 2014.

Sementara angkutan umum dari tahun 2010-2014 jumlahnya tetap yakni sebanyak 6.508 kendaraan.

"Bayangkan saja, pertumbuhan penduduk di Kota Depok yaitu tiga persen rata-rata pertahunnya. Ini saling berkejaran dengan pertumbuhan jalan," ujarnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya mengaku harus ada terobosan baru agar kemacetan dapat terurai.

Salah satunya membuat jalan tembus untuk mengurai kemacetan di pusat kota yaitu Margonda. 

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016